REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia dikenal sebagai negara maritim, namun sayang potensi wisata bahari melalui kapal pesiar di Indonesia belum optimal. Penyebabnya adalah kurangnya pelabuhan berstandar internasional di Indonesia. Alhasil, hingga kini kapal pesiar internasional tidak bisa singgah di Indonesia.
“Memang ada pelabuhan yang cukup memadai di Bali, Surabaya dan bisa disinggahi oleh kapal pesiar internasional. Namun itu juga jarang. Di Jakarta saja misalnya, hingga kini belum ada pelabuhan memadai, Tanjung Priok itu ya jauh dari standar internasional,” kata Menurut Presiden Director PT Multi Alam Bahari Internasional Budi Darmawan Gani saat ditemui di Hotel Kempinski Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dia mengungkapkan, ada banyak hal yang perlu dibenahi dari pelabuhan Indonesia agar sesuai dengan standar internasional. Misalnya, infrastruktur pelabuhan harus diperluas sehingga mampu menampung kapal-kapal pesiar besar, akses transportasi dari pelabuhan ke pusat kota harus memadai, jalan menuju pelabuhan diperbaiki dan fasilitas-fasilitas lainnya di pelabuhan juga mesti direvitalisasi.
“Kapal pesiar seperti Caribbean itu kan besar, bisa menampung sampai ribuan orang, nah artinya pelabuhan kita harus cukup menampung jumlah penumpang itu. Apalagi misal banyak turis asing, kan fasilitas, akses dan tranportasi di pelabuhan juga harus memadai,” tegas dia.
Karena itu, agar industri pelayaran di Indonesia terus tumbuh perlu ada pembenahan-pembenahan yang serius oleh pemerintah. Sehingga ke depannya diharapkan, kian banyak kapal pesiar internasional yang bisa singgah di Indonesia.
“Kalau sekarang karena keterbatasan infrastruktur, konsumen Indonesia mulai berlayar di pelabuhan Singapura atau Malaysia. Tidak bisa naik dari pelabuhan yang ada di Indonesia,” ungkap dia.