REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA menyebutkan bahwa polusi udara yang kian buruk akibat perubahan iklim dapat mempercepat penyakit paru-paru. Polusi udara yang buruk juga setara dengan bahaya mengisap satu bungkus rokok setiap hari selama 29 tahun.
Penelitian ini menunjukkan hubungan antara paparan jangka panjang terhadap polusi udara, terutama ozon, dengan peningkatan emfisema yang terlihat pada pemindaian paru-paru. Emfisema adalah suatu kondisi di mana penghancuran jaringan paru-paru menyebabkan batuk dan sesak napas serta meningkatkan risiko kematian.
"Kami terkejut melihat seberapa kuat dampak pencemaran udara terhadap perkembangan emfisema pada pemindaian paru-paru," kata Joel Kaufman, Profesor di Universitas Washington dilansir Times Now News, Kamis (15/8).
Penelitian ini melibatkan lebih dari tujuh ribu orang. Riset dilakukan dengan pemeriksaan terperinci terhadap polusi udara selama 18 tahun dari tahun 2000 hingga 2018 di enam wilayah metropolitan Amerika Serikat (AS). Para peserta diambil dari Studi Multi-Etnis Studi Aterosklerosis (Paru dan Udara).
"Sepengetahuan kami, ini adalah studi longitudinal pertama yang menilai hubungan antara paparan jangka panjang terhadap polutan udara dan perkembangan persen emfisema dalam kelompok besar, berbasis komunitas, multi-etnis," kata Meng Wang, Asisten Profesor di Universitas di Buffalo.