Kamis 15 Aug 2019 09:54 WIB

Perang Dagang Hantam Destinasi Belanja Beverly Hills

Turis China dan Arab tidak tampak keluar masuk toko belanja Beverly Hills.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Indira Rezkisari
Salah satu sudut belanja di Rodeo Drive, Beverly Hills.
Foto: Pixabay
Salah satu sudut belanja di Rodeo Drive, Beverly Hills.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Puncak liburan musim panas telah tiba di Beverly Hills. Biasanya masa tersebut menjadi waktu bagi turis China dan Arab berlibur. Di musim panas para turis akan memenuhi toko-toko di Beverly Hills dan berbelanja habis-habisan.

Kenyataannya, saat ini banyak turis kaya dari China dan Arab yang absen berlibur ke Los Angeles. Angka yuris China ke Amerika Serikat (AS) turun untuk pertama kalinya dalam 15 tahun. Menurut Administrasi Perdagangan Internasional, penurunan terjadi sebesar 5,7 persen pada 2018.

Baca Juga

Data yang sama menyebutkan, ekonomi AS yang kuat, menawarkan sedikit keuntungan internasional. Hal itu disebabkan propaganda yang dipicu perang dagang AS dan China.

Akibtnya terjadi penurunan mencolok pada butik-butik cantik di Beverly Hills. Berdasarkan Tourism & Convention Board LA, turis China ke Los Angeles berada di peringkat pertama dengan pengeluaran kolektif 3,3 miliar dolar AS pada 2018. Rerata pengeluaran perjalanan sebesar 2.769 dolar AS per orang.

Direktur eksekutif pemasaran untuk dealer mobil mewah Beverly Hills O'Gara Coach Co., Rhys Edwards, menyebut adanya penurunan turis China dan Arab pada tahun ini. “Saya kira, itu ada hubungannya dengan masalah visa perjalanan,” kata Edwards.

Perwakilan dari Beverly Hills Conference & Visitors Bureau, Lauren Santillana, mengatakan bisnis dari turis China sedang turun. Dia juga mencatat ada penurunan pengunjung asal Arab pada Juli.

"Secara harfiah, setengah dari klien kami di wilayah Teluk datang ke Amerika tahun ini, untuk pergi ke Mediterania,” kata pembelanja pribadi mewah Nicole Pollard Bayme.

Dia mengatakan hal itu bukan karena mereka tak bisa masuk ke Amerika Serikat. Turis kaya asal Arab tidak bisa mendapatkan visa untuk stafnya, karena kebijakan Presiden AS Donald Trump.

Seorang rekan penjualan di toko Coach di Rodeo Drive memperkirakan bahwa pembelian klien China turun sekitar 40 persen pada musim panas sekarang dibandingkan tahun lalu. Salvatore Ferragamo mematok penurunan bisnis dari turis China dan Saudi sebesar 30 persen.

Merek pakaian mewah untuk pria di Italia, Ermenegildo Zegna, mencatat adanya penurunan signifikan dari pelanggan China dan Timur Tengah. Center Beverly mengalihkan fokusnya dari menyambut bus penuh turis China ke presentasi untuk kelompok pembeli VIP yang lebih kecil.

Namun, data berbeda dipaparkan Jamie Foley dari Los Angeles Tourism & Convention Board. Foley mengatakan kapasitas kursi Bandara LAX dari China telah tumbuh sebesar 5,9 persen dari 2018 hingga 2019. Artinya, ada lebih dari 100 penerbangan mingguan tanpa henti dan 30 ribu kursi mingguan. LA Tourism adalah organisasi pemasaran kota AS pertama yang mendirikan kantor permanen di Beijing, China, pada 2006.

Pembeli yang melakukan perjalanan ke zona ritel LA semakin mencari pengalaman dan personalisasi. Program pameran pop-up Louis Vuitton X gratis dan berbelanja di Rodeo menjadi bagian dari daftar perjalanan para turis itu. Konsultan bisnis mewah yang berbasis di Los Angeles, Ann Shatilla, memperkirakan program itu bisa menarik 5.000 hingga 10 ribu pengunjung sehari.

Pembeli dan penata gaya pribadi Joseph Katz mencatat produk-produk eksklusif untuk kapal layar Hermes, Chanel, dan Louis Vuitton di Beverly Hills adalah undian yang selalu laris. “Klien dari Asia dan Teluk menyukai karya yang sangat terbatas atau unik,” kata Katz, dilansir dari Hollywood Reporter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement