Selasa 13 Aug 2019 03:50 WIB

Coach dan Givenchy Ditinggalkan Para Model Cina

Para model asal Cina memutuskan hubungan dengan sejumlah label jenama fashion.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nidia Zuraya
Perancang busana Hubert de Givenchy.
Foto: EPA
Perancang busana Hubert de Givenchy.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sejumlah duta label jenama fashion, dari Coach hingga Givenchy, telah memutuskan hubungan dengan perusahaan. Hal ini terkait dengan produk yang mereka katakan melanggar kedaulatan Cina dengan mengidentifikasi Hong Kong dan Taiwan sebagai negara.

Duta label Coach asal Cina, supermodel Liu Wen telah memutuskan kesepakatan dengan label yang berbasis di New York tersebut atas T-shirt yang menyebut Taiwan sebagai salah satu negara di dunia.

Baca Juga

“Saya meminta maaf pada semua orang atas kesalahan ini. Saya kurang hati-hati dalam memilih merek. Saya mencintai tanah air saya dan saya dengan teguh menjaga kedaulatan Cina,” kata Liu dalam unggahan Weibonya, seperti yang dilansir dari Reuters, Senin (12/8).

Coach mengatakan, telah menemukan kesalahan serius itu pada Mei 2018 dan segera menarik kaos dari semua saluran global. Mereka menambahkan sangat menyesalkan desain tersebut.

“Kami juga meninjau banyak hal untuk memastikan kepatuhan dan telah memperkuat proses pengembangan produk internal untuk menghindari terjadinya masalah serupa di masa depan. Coach menghormati dan mendukung kedaulatan dan integritas territorial Cina,” ujar perusahaan tersebut.

Secara terpisah, idola grup musik Cina populer, Jackosn Yee juga telah memutuskan hubungan dengan LVMH Givenchy setelah foto-foto t-shirt yang mendaftarkan Hong Kong dan Taiwan sebagai negara menerima kritikan. Givenchy kemudian meminta maaf dalam sebuah pernyataan melalui Weibo pada Senin (12/8). Merek tersebut mengatakan selalu menghormati kedaulatan Cina.

Di hari yang sama, merek perawatan kulit Fresh, produsen pakaian olahraga Asics, dan perancang busana akun media Calvin Klein semua meminta maaf melalui media sosial Cina mereka untuk desain situs website serupa.

 Merek-merek asing kini berada di bawah tekanan yang meningkat dari konsumen dan regulator Cina karena isu kontroversial mengenai kedaulatan Cina dan klaim teritorialnya.

Taiwan memiliki kepemimpinan yang dipilih secara demokratis. Namun, Cina mengklaim pulau itu sebagai provinsi yang memisahkan diri dan belum mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk memastikan penyatuan.

Pertanyaan kemerdakaan formal Taiwan adalah salah satu masalah politik Beijing yang paling sensitif. Beijing sebagai ibu kota Cina menghadapi salah satu tantangan paling populer bagi pemimpin Xi Jinping sejak berkuasa pada 2012 di Hong Kong.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement