REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dr Boyke Dian Nugraha SpOG MARS mengungkapkan, perkawinan sejatinya adalah ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai pasangan suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal. Namun, ada kalanya upaya itu kandas di tengah jalan.
Menurut Boyke, faktor utama penyebab perceraian, perselingkuhan, atau ketidakharmonisan dalam rumah tangga ialah masalah komunikasi (55 persen). Faktor berikutnya, masalah seks dan penampilan (32 persen) dan sisanya adalah faktor lain, seperti tidak memiliki anak atau salah satu meninggal karena sakit.
"Masalah seks dan juga penampilan menjadi faktor penyebab cukup besar dalam perceraian, perselingkuhan, atau ketidakharmonisan," ujarnya saat peluncuran produk baru dari WISH, sebuah brand kesehatan dan gaya hidup di Jakarta belum lama ini.
Menurut Boyke, msalah stamina dan kebugaran seksualitas pria memang menjadi masalah besar bagi para pria perkotaan yang selalu sibuk. Perlahan, masalah itu dapat mengganggu keharmonisan hubungan dengan istrinya.
"Kehidupan ranjang juga sangat penting untuk pasangan, terutama pasangan muda," ungkap Boyke.
Di lain sisi, Boyke mencermati, kehidupan yang supersibuk membuat pola hidup tidak sehat. Pelakunya cenderung mengonsumsi makanan instan, tidak olah raga, kurang tidur, dan juga merokok.
Boyke mengatakan sebenarnya masalah keharmonisan dalam rumah tangga bisa diatasi. Syaratnya, harus ada keterbukaan dan komunikasi yang terus terjalin antara suami dan istri.
Dengan mengetahui dan memahami masalah yang tengah dialami oleh pasangannya, menurut Boyke, suami dan istri pun akan saling membantu untuk mencari jalan keluar bersama. Hal itu juga berlaku untuk urusan ranjang.
"Kebahagiaan dan keharmonisan dalam sebuah hubungan adalah sebuah kerjasama tim, keduanya harus mau berinstrospeksi, apa yang perlu diperbaiki dan dipertahankan, serta apa yang perlu diupayakan," ujarnya.
Boyke mencontohkan, andaikan suami menginginkan istri untuk tampil dengan kulit yang terlihat lebih bersih dan bercahaya atau tubuh yang lebih langsing, sang istri tentu saja harus mengerti dan mau berusaha agar bisa memiliki bentuk tubuh dan kulit seperti itu. Sebaliknya, jika sang istri ingin agar suami ataupun pria pasangannya lebih jantan di ranjang, suami pun harus tahu cara memuaskan pasangannya.