Jumat 09 Aug 2019 08:49 WIB

Rambut Rontok Bikin Cemas?

Rambut rontok tak selalu pertanda buruk, namun tetap waspada kalau rontok berlebihan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Rambut rontok.
Foto: sheknows
Rambut rontok.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Banyak perempuan panik saat mendapati rambutnya rontok setelah keramas atau menyisir. Apalagi, banyak iklan produk perawatan rambut yang menampilkan model dengan rambut lebat bervolume yang indah.

Trichologis Elizabeth Cunnane Phillips mengatakan, rambut rontok adalah hal yang wajar. Ahli medis penanganan rambut dan kulit kepala itu menyebutkan beberapa hal yang menjadi tanda kerontokan rambut masih dalam batas normal.

Perempuan yang berdomisili di New York, Amerika Serikat, itu menjelaskan, rata-rata manusia kehilangan 80 sampai 100 helai rambut setiap hari. Sekitar 10 persen dari rambut memang harus rontok untuk digantikan dengan yang baru.

"Penting untuk mengetahui siklus alami pertumbuhan rambut agar Anda tidak khawatir ketika melihat rambut yang rontok setiap hari," kata Phillips, seperti dikutip dari laman Medical Daily.

Fase pertama adalah anagen yang merupakan tahap tumbuhnya 90 persen helai rambut. Setiap bulan, rambut tumbuh sekitar satu sentimeter. Berlanjut dengan fase katagen yang berlangsung sekitar dua atau tiga pekan.

Fase katagen adalah ketika pertumbuhan rambut berhenti total, memengaruhi satu hingga dua persen rambut setiap hari. Tahap terakhir, fase telogen, di mana sekitar delapan sampai sembilan persen rambut mempersiapkan diri untuk jatuh dari kulit kepala.

Apa pertanda kerontokan yang tidak wajar? Phillips mengatakan, jika Anda kehilangan lebih dari 100 helai rambut selama delapan pekan terus-menerus, sudah saatnya berkonsultasi dengan dokter.

Untuk pencegahan, tindakan yang bisa dilakukan ialah mengurangi stres dan mengonsumsi makanan seimbang. Kerontokan rambut bisa dipicu kekurangan zat besi, kurang konsumsi protein, tiroid, lupus, serta ketidakseimbangan hormon. Terlalu sering keramas, bleaching, mewarnai rambut, salah produk perawatan, atau panas berlebihan juga menjadi penyebab.

"Dengan langkah pencegahan, butuh 16 hingga 20 pekan untuk menghasilkan kualitas rambut yang lebih baik. Jika itu tidak berhasil, menemui dokter untuk pemeriksaan parameter kesehatan umum merupakan ide yang baik," ujar Phillips.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement