REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengenang pengalaman pribadinya saat membaca novel dan berbagai tulisan karya Pramoedya Ananta Toer. Ia menuturkan kegiatan tersebut dilakukan secara sembunyi-sembunyi saat kuliah.
"Saya sama seperti Mas Hanung, membaca novel (Pramoedya) itu sambil sembunyi-sembunyi. Saya dulu (kuliah) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. Itu salah satu (kampus) yang diberi otoritas untuk membaca pikiran Karl Max. Jadi, relatif kami mengenal beberapa telaah, tulisan termasuk novel Bumi Manusia," kata Khofifah ditemui di kantor Gubernur Jawa Timur, Kamis (8/8).
Dari membaca tetralogi Bumi Manusia, Khofifah mengaku banyak belajar dari sikap Nyai Ontosoroh. Khofifah mengaku sering mengajak masyarakat untuk bangga dengan Indonesia. "Dan itu artinya, apa yang menjadi pergolakan Nyai Ontosoroh sebetulnya sering saya sampaikan sebagai pesan jangan sampai (kita) punya jiwa inlander," jelas mantan Menteri Sosial ini.
Menurutnya kita harus bangga dengan Indonesia. "Hari ini sudah saatnya kita menempatkan Garuda di dada kita. Saatnya kita membawa Indonesia terbang setinggi-tingginya, terbang jauh, unggulan, Indonesia berdaya saing," katanya.
Menurut Khofifah sifat juang Nyai Ontosoroh layak ditiru masyarakat agar memiliki sifat percaya diri demi membangun Indonesia. Banyak pergolakan Nyai Ontosoroh yang tidak ingin didiskriminasi, tidak ingin ditempatkan pada second class society, dan sebagainya. "Itu penting supaya kita punya percaya diri yang kuat untuk maju dan unggul," ujar Khofifah.