Jumat 15 Nov 2019 02:10 WIB

Disfungsi Ereksi Ganggu Produktivitas Kerja? Ini Risetnya

Disfungsi ereksi berdampak pada produktivitas dan absensi seseorang dari pekerjaan.

Rep: ayo bandung/ Red: ayo bandung
Disfungsi Ereksi Pengaruhi Produktivitas Bekerja? Ini Kata Peneliti
Disfungsi Ereksi Pengaruhi Produktivitas Bekerja? Ini Kata Peneliti

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Sebuah studi gabungan dari San Diego, California, menemukan bahwa pria yang mengalami disfungsi ereksi cenderung kurang produktif di tempat kerja daripada mereka yang tidak. Penelitian ini dilakukan oleh perusahaan farmasi Pfizer, perusahaan riset kesehatan Kantar Health dan Rumah Sakit Alvarado.

Para peneliti melakukan penyelidikan global untuk menentukan bagaimana disfungsi ereksi berdampak pada produktivitas dan absensi seseorang dari pekerjaan. Studi yang diterbitkan pada The International Journal of Clinical Practice ini melibatkan 50.000 pria berusia antara 40 hingga 70 di Brasil, Cina, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Inggris, dan AS.

AYO BACA : 12 Tanda Pria Sedang Depresi, dari Sakit Perut hingga Disfungsi Ereksi

Penelitian dilakukan dengan menganalisis data yang dikumpulkan dari Survei Kesehatan dan Kebugaran Nasional pada 2015 dan 2016.

Menurut temuan penelitian, sebanyak 24,8 persen pria dengan disfungsi ereksi melaporkan penurunan produktivitas kerja. Jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan 11,2 persen pria yang tidak mengalami impotensi.

AYO BACA : Jarang Sikat Gigi Perbesar Risiko Impoten

Sementara itu, 28,6 persen pria dengan disfungsi ereksi melaporkan gangguan aktivitas umum. Sebagai perbandingan, hanya 3,5 persen pria yang tidak memiliki disfungsi ereksi melaporkan absen. Sepersepuluh lainnya mengaku mereka terus bekerja ketika mereka tidak sehat.

"Studi ini menunjukkan bahwa disfungsi ereksi tetap menjadi perhatian umum, yang berdampak pada produktivitas kerja dan absensi," kata Direktur Pfizer dan rekan penulis penelitian Wing Yu Tang, seperti dilansir Independent, beberapa waktu lalu.

Dari delapan negara yang dinilai untuk penelitian ini, Italia dilaporkan memiliki tingkat disfungsi ereksi tertinggi yang memengaruhi lebih dari setengah populasi pria.

Menurut Asosiasi Ahli Bedah Urologi Inggris (BAUS), disfungsi ereksi memengaruhi antara 50 dan 55 persen pria berusia antara 40 dan 70 tahun. Disfungsi ereksi didefinisikan oleh BAUS sebagai ketidakmampuan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk penetrasi dan untuk kepuasan kedua pasangan ketika berhubungan seksual.

AYO BACA : Beragam Obat Sederhana untuk Mengobati dan Mencegah Impotensi

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement