REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Maudy Ayunda mengajak perempuan Indonesia untuk berani bersuara terhadap perilaku perundungan. Ia mengampanyekan penghentian perundungan kecantikan di media sosial melalui tanda pagar (hashtag) #STOPBeautybullying.
"Sebenarnya, yang bikin perhatian aku untuk mengampanyekan tentang perundungan kecantikan adalah pelaku dan korbannya sama-sama perempuan," kata Maudy saat ditemui di Jakarta, awal pekan ini.
Maudy melihat perundungan juga menyasar kondisi fisik perempuan. Ia mengatakan, kampanye dengan hashtag #STOPBeautybullying juga didasari kemunculan perundungan yang banyak terjadi di media sosial, termasuk ke akun miliknya.
"Awalnya, (kampanye itu) juga datang dari observasi aku di media sosial, apa yang sering terjadi dari temen aku, lingkungan sekitar. Ada komentar yang seputar fisik dan kecantikan, ada yang mengejek, ada yang cuma komen tapi efeknya bisa bikin insecure dan over thingking," ujar perempuan kelahiran Jakarta itu.
Alumnus Oxford University itu mengatakan komentar mengenai fisik dan penampilan yang dilihatnya dalam media sosial sebagian besar soal make-up.
"Mungkin, (mereka) merasa lebih tahu tentang make-up," ujarnya.
Maudy pun memiliki kiat untuk menghadapi perundungan, yaitu dengan membangun penilaian subyektivitas sendiri tentang makna cantik sehingga tidak tergantung pada opini dan sudut pandang orang lain.
"Karena aku juga punya hal yang bisa ditawarkan sehingga bikin aku merasa berharga. Jadi, (aku) tidak tergantung pada opini dan sudut pandang orang lain," kata perempuan yang melanjutkan studi di Stanford University itu.