Rabu 07 Aug 2019 06:57 WIB

Pentingnya Rehat Kerja untuk Jaga Kesehatan Mental

Setiap orang memiliki kesehatan mental yang harus dijaga seperti kesehatan fisik.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nur Aini
Gangguan kesehatan mental ada beragam, salah satunya bipolar.
Foto: Pixabay
Gangguan kesehatan mental ada beragam, salah satunya bipolar.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kesehatan mental belum dipandang dengan cara yang sama seperti halnya kesehatan fisik. Ketika seseorang terserang flu berat atau mengalami cedera lutut, hampir dipastikan dia akan meminta izin untuk tidak bekerja. 

Sementara, saat kesehatan mental memburuk, seseorang cenderung mengabaikannya dan tetap bekerja seperti biasa. Padahal, hal itu memiliki pengaruh yang jauh lebih besar terhadap pekerjaan dan produktivitas seseorang.

Baca Juga

Psikolog Inggris Becky Spelman mengatakan, ada kalanya seseorang perlu rehat sejenak dari pekerjaan dan memprioritaskan kesehatan mental. Saat kondisi mental sedang memburuk, tidak ada salahnya izin tidak masuk kerja atau mengambil cuti.

Dia menyampaikan, ada kesalahpahaman umum bahwa memulihkan kesehatan mental hanya perlu bagi mereka yang mengidap gangguan tertentu. Nyatanya, setiap orang memiliki kesehatan mental yang harus dijaga, sama seperti kesehatan fisik.

Merasa cemas tanpa alasan bukan berarti seseorang mengidap gangguan kecemasan. Bisa saja, itu berarti orang tersebut butuh satu hari jauh dari kantor dan pekerjaan, menghabiskan waktu luang sampai kecemasan menghilang.

Akan tetapi, Spelman mengingatkan untuk mengingat tujuan utama dari rehat sejenak. Sehari 'bolos' demi kesehatan mental perlu diisi dengan hal-hal menenangkan, seperti cukup tidur, mandi air hangat, atau menyantap makanan sehat.

Perempuan yang membuka praktik di Private Therapy Clinic, London, itu menganjurkan pula untuk tidak terlampau mengandalkan waktu rehat secara berlebihan. Meski Anda memerlukan waktu untuk kembali merasa lebih baik, jangan terus-menerus melakukannya.

Pembiasaan berpotensi memberi sinyal pada otak bahwa pola penghindaran itu baik dan sehat. Gawatnya, setiap kali Anda merasa sedikit sedih, Anda bisa saja langsung meraih telepon dan meminta izin tidak masuk kepada atasan.

Spelman menyebutkan indikator yang menunjukkan kapan seseorang benar-benar membutuhkan rehat untuk memulihkan kesehatan mental. Dua kondisi utama yaitu apabila bayangan pergi bekerja membuat Anda takut atau Anda merasa sangat enggan berangkat.

"Tidak masalah mengambil satu hari libur untuk menyegarkan pikiran, tapi pastikan waktu istirahat itu benar-benar digunakan untuk me-recharge diri," kata Spelman, dikutip dari laman Stylist.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement