Rabu 07 Aug 2019 03:00 WIB

Tumbuhkan Nasionalisme Lewat Festival 'Aku untuk Indonesia'

Tiga pemenang akan diundang ke Istana Negara

Bendera Merah Putih
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Bendera Merah Putih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harmoni Indonesia mengadakan festival anak "Aku Untuk Indonesia" untuk menyambut bulan Kemerdekaan Indonesia ke-74 dan Hari Sumpah Pemuda ke-91.

"Kegiatan ini merupakan komitmen Harmoni Indonesia untuk berpartisipasi mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai salah satu faktor terpenting untuk mewujudkan Indonesia Maju berdasarkan Visi Indonesia, dan ini sudah menjadi komitmen kuat Pemerintahan Jokowi-Amin 2019-2024," ujar Ketua Pelaksana, Firdaus Ali dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (6/8).

Firdaus mengatakan, memasuki era Industri 4.0, tidak bisa dimungkiri bahwa generasi muda Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari hoaks hingga paham-paham radikal yang berkembang. 

“Dalam konteks inilah, Harmoni Indonesia berkomitmen membangunkan kembali semangat nasionalisme dan persatuan yang bermodalkan kapasitas kreatif, inovatif, dan eksploratif. Kita ajak generasi muda terus bersemangat menjaga persatuan, kerukunan, dan kebangsaan. Karena, itulah aset terbesar bangsa ini,” kata Firdaus.

Kompetisi akan dilakukan dalam bentuk video blog (vlog) dan tulisan yang bertema “Apa yang Akan Kamu Berikan untuk Indonesia”. Vlog dan tulisan yang dikirim harus berlandaskan tiga hal yakni apa, kenapa, dan bagaimana. Vlog berdurasi maksimal 30 detik, sementara tulisan maksimal 250 kata.

Peserta adalah pengguna aktif Instagram yang menggunakan akun pribadi publik (tidak di-private) serta mengunggah video yang menjawab dengan jelas apa, kenapa dan bagaimana pertanyaan “Apa yang Akan Kamu Berikan untuk Indonesia?” berikut caption terbaiknya.

Peserta diwajibkan untuk menggunakan hashtag: #HIAkuUntukIndonesia, peserta diwajibkan untuk mengikuti akun @harmoni.ina, serta menandai @harmoni.ina dan minimum tiga teman-teman pada video yang telah diunggah. Tulisan dapat dikirimkan melalui e-mail: [email protected].

Kompetisi ini akan dilakukan dalam dua tahap yakni tahap pertama 1-17 Agustus 2019 yang diberlakukan bagi siswa Sekolah Dasar di wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Pengiriman vlog dapat dilakukan pada tanggal 1-10 Agustus dan penjurian akan dilakukan 11-12 Agustus.

Sementara, tahap kedua menuju puncak acara 91 tahun Sumpah Pemuda pada hari Senin (28 Oktober 2019), yang melibatkan generasi muda hingga tingkat SMA dengan cakupan wilayah seluruh Indonesia dan di luar negeri.

Firdaus menambahkan, Kontes Festival Anak “Aku Untuk Indonesia” merupakan kompetisi sehat dan kreatif serta membangun untuk generasi muda masa depan Indonesia dengan tujuan utama meningkatkan jiwa nasionalisme, persatuan dan kerukunan pada generasi muda; mengembangkan motivasi dan cita-cita jangka panjang pada generasi muda.

“Membentuk forum komunikasi antara anak-anak usia di bawah 13 tahun dengan generasi yang lebih tua agar pola pikir anak-anak tersebut dapat diakomodir oleh generasi sebelumnya,” katanya.

Tiga pemenang utama akan diundang ke Istana Negara pada acara peringatan Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2019, untuk mendapatkan kesempatan beraudiensi dan membuat video singkat (vlog) dengan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana.

Firdaus mengatakan, untuk tahap kedua, kegiatan akan berlanjut pada puncak peringatan 91 tahun Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2019 yang akan datang yang akan melibatkan masa generasi muda yang lebih banyak dan luas yang akan diselenggarakan dengan kegiatan bernyanyi lagu-lagu kebangsaan Indonesia serentak di dalam negeri maupun luar negeri.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto mengatakan, Harmoni Indonesia menjadi wahana yang tepat untuk merawat kebersamaan Indonesia. Dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, lagu-lagu nasional, Harmoni Indonesia mampu membangkitkan semangat nasionalisme penduduk Indonesia.

Menurut Sidarto, merawat persatuan dan kesatuan bangsa sangat berat. Apalagi saat ini ada beberapa daerah yang ingin melepaskan diri. Selain itu ada juga kelompok yang menggunakan isu SARA dan ujaran kebencian sebagai amunisi merusak persatuan bangsa.

 

“Diperlukan upaya yang terus menerus untuk merawat persatuan dan kesatuan bangsa. Terutama bagi generasi milenial yang rasa nasionalismenya mulai pudar,” kata Sidarto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement