REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Selama ini, banyak yang percaya kanker prostat terjadi karena penderita jarang ejakulasi. Staf Medik Departemen Urologi Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid menegaskan informasi tersebut tidak bisa menjadi acuan.
Ia mengatakan hingga kini faktor penyebab kanker prostat belum dapat dipastikan. “Iya ada jurnal yang bilang begitu. Tapi masalahnya penelitian itu hanya mengambil data terbatas dan sewaktu-waktu. Jadi kita tidak bisa memegang jurnal tersebut sebagai patokan,” kata Agus di RS Cipto Mangunkusumo, Senin (5/8).
Menurut Agus, keabsahan jurnal yang menyebut kanker prostat terjadi akibat jarang ejakulasi tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Selain itu, dia juga meragukan apakah ada laki-laki yang mau menjadi objek penelitian kemudian ditanya seberapa sering dia ejakulasi.
“Ya memang apakah ada orang yang mau diteliti tentang rutinitas ejakulasinya? Berapa kali mereka ejakulasi dalam sepekan, kemudian dibandingkan dengan orang lain. Maka tidak bisa disimpulkan begitu saja,” ungkap dia.
Meski demikian, Agus sepakat bahwa kanker prostat terjadi karena ada penumpukan zat karsinogenik. Penumpukan zat yang tidak bisa dikeluarkan itulah yang menjadi sel kanker.
“Maka jangan aneh jika jika suatu saat jurnal yang menyebut jarang ejakulasi bisa akibatkan kanker prostat terbukti, karena saat ini sudah ada prediksinya,” kata dia.
Kanker prostat merupakan salah satu kanker terbanyak menyerang laki-laki di dunia dan posisi keempat di Indonesia dengan jumlah penderita 25.012 jiwa. Tingginya jumlah penderita kanker prostat itu dipicu deteksi dini yang belum optimal dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit kanker prostat.