Jumat 02 Aug 2019 13:13 WIB

Inflasi Pendidikan Tinggi Alasan Pentingnya Dana Pendidikan

Inflasi biaya pendidikan lebih tinggi dari inflasi sembako.

Rep: Novita Intan/ Red: Indira Rezkisari
Anak sekolah.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merencanakan masa depan memang sangat penting, seperti mempersiapkan dana pendidikan bagi anak. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan uang sekolah tingkat SMA, SD dan SMP hingga biaya bimbingan belajar (bimbel) menyebabkan inflasi pada Juli 2019. Adapun kenaikan harga tersebut sudah diduga terjadi setiap Juli ketika tahun ajaran baru.

Menurut Perencana keuangan dari Tatadana Consulting Diana Sandjaja sejak awal para orang tua harus menyadari inflasi pendidikan itu nyata adanya. Kenaikannya bisa lebih tinggi dari inflasi sembako.

Baca Juga

Agar buah hati bisa bersekolah di tempat yang diinginkan maka diperlukan persiapan dana pendidikan sejak jauh hari. "Apalagi jenjang pendidikan sudah bisa di prediksikan, sehingga seharusnya tidak ada alasan belum mempersiapkan dana pendidikan untuk putra putri tercinta. Jika belum, maka risiko putra putri bersekolah di tempat yang bukan diinginkan bisa terjadi," ujarnya ketika dihubungi Republika, Jumat (2/8).

Menurutnya langkah awal yang harus dilakukan para orang tua dengan mendapatkan informasi biaya sekolah yang diinginkan. "Hitung kebutuhan dana yang harus diinvestasikan dan bandingkan dengan kemampuan finansial," ucapnya.

Kemudian, Diana menjelaskan para orang tua dapat memulai berinvestasi. Fokus pada tujuan pembentukan dana pendidikan anak. Cari tahu alternatif instrumen apa saja yang bisa digunakan untuk investasi dana pendidikan anak.

"Jangan lupa cover risiko terhadap pencari nafkah, sehingga ada atau tidak ada orang tuanya. Investasi dana pendidikannya tetap bisa terbentuk," jelasnya.

Sebelumnya Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan kenaikan uang sekolah SMA menyumbang 0,02 persen terhadap inflasi, kenaikan uang sekolah SD, SMP dan tarif bimbel berkontribusi masing-masing 0,01 persen.

"Ini bukan hanya di sekolah negeri, juga di sekolah-sekolah swasta," katanya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (1/8).

Empat komponen tersebut menjadi faktor pendorong kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga memiliki nilai inflasi terbesar pada Juli 2019, yaitu 0,92 persen. Meski begitu, kelompok ini menjadi penyumbang kedua terbesar terhadap inflasi Juli 2019, yaitu 0,07 persen. Kontributor pertama merupakan kelompok bahan makanan, hingga 0,17 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement