Rabu 31 Jul 2019 11:54 WIB

Terapi Kuda Bantu Atasi Gangguan PTSD

Kuda terapi berasal dari kuda profesional yang sudah pensiun.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Hewan kuda.
Foto: Pixabay
Hewan kuda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengatasi kondisi mental post traumatic stress disorder (PTSD) bisa dilakukan dengan berbagai cara. Studi baru menunjukkan menunggang kuda bisa dimanfaatkan untuk mengobati PTSD.

"Saya dapat memberi Anda pratinjau dan itu tampaknya benar-benar berhasil. Dan itu tidak berbahaya, tidak ada efek samping atau risiko untuk menundukkan seseorang dengan terapi kuda, seperti beberapa obat," kata Ketua Departemen Psikiatri Universitas Columbia dan pakar yang mengawasi penelitian Dr Jeffrey Lieberman, dikutip dari Fox News.

Baca Juga

Studi tersebut mencoba melihat manfaat berkuda untuk para veteran. Hal ini berangkat dari, masalah PTSD yang diderita pada kelompok tersebut cukup banyak dan berdampak pada nyawa mereka.

Hingga 30 persen veteran dipengaruhi oleh PTSD, lebih dari 20 veteran bahkan mengambil nyawanya sendiri setiap hari. Menurut statistik baru di Amerika Serikat, populasi veteran menyumbang 18 persen dari semua kematian akibat bunuh diri di Amerika Serikat.

Lieberman mengatakan, PTSD adalah masalah yang diketahui militer selama berabad-abad. Masalah tersebut telah berkembang sejak Perang Sipil dan menjadi sebuah masalah yang sangat umum terjadi pada prajurit.

"Idealnya militer akan mulai menganggap ini serius, dan akan ada upaya skala penuh untuk mencoba dan mempelajarinya," kata Lieberman.

Penelitian yang dilakukan dianggap sangat perlu mendapatkan tindakan lanjutkan melihat penderitaan seperti itu bukan hanya terjadi pada prajurit aktif saja. Para veteran yang telah kembali ke kehidupan sipil pun begitu rentan membawa trauma dari tugas-tugas yang pernah dilakukan.

Untuk mengetahui manfaat terapi kuda, peneliti memanfaatkan konsep yang disebut equine-assisted therapy (EAT). Ide di baliknya bukanlah meminta pasien menunggang kuda, namun menggunakannya sebagai teman terapi. Tim peneliti  melihat terapi ini dapat digunakan untuk membuat pedoman baru untuk perawatan bagi siapa saja yang menderita trauma, termasuk anak-anak.

Proyek Man O'War di Irving Medical Center Columbia menetapkan untuk menentukan efektivitas perawatan EAT pada veteran dengan PTSD, dokter melakukan pencitraan MRI pada peserta sebelum dan sesudah serangkaian sesi terapi yang berlangsung sekitar delapan minggu. Kuda-kuda yang dilibatkan untuk program ini memiliki silsilah yang spesifik, yaitu, kebanyakan dari kuda ras atau balap.

Kuda yang digunakan adalah kuda profesional yang pensiun. Ketimbang kuda-kuda itu disembelih diputuskan ada solusi alternatif yang berpotensi dapat membantu lebih dari sekadar menyelamatkan hewan tersebut.

"Sederhana, Anda menyatukan kuda-kuda dan veteran dan itu harus membantu. Itu masuk akal," kata penggagas Man O'War Earle Mack yang mendanai studi tersebut.

Menurut mantan Duta Besar Amerika Serikat di Firlandia ini, Man O'War memberikan kesempatan untuk membantu bukan hanya untuk masa hidup yang lebih panjang dari kuda profesional setelah masa produktifnya habis. Namun, memanfaatkan mereka untuk membantu menjadi media terapi bagi veteran.

"Bukankan kita berutang kepada para veteran ini, orang-orang yang telah mengorbankan diri dalam perang. Dan bukankah kita berutang budi pada kuda-kuda lain yang telah memberi kita begitu banyak kesenangan?" ujar Mack.

Selama sesi terapi di Bergen Equestrian Center di New Jersey, veteran akan bekerja dengan kuda pada latihan kepercayaan, rutinitas harian, dan kadang-kadang sekadar berbagi momen tenang bersama. Salah satu peserta yang merupakan pensiunan senior sersan Angkatan Udara 21 tahun Tei Pascal menyatakan, bekerja dengan kuda-kuda tidak seperti apa pun yang pernah dialami, namun juga anehnya dia mengenali.

"Ini benar-benar telah mengubah hidup, dan itu semua karena binatang besar yang lembut yang sekarang saya kagumi," ujar Passcal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement