REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Aru Sudoyo mengatakan, jumlah penderita penyakit kanker di Indonesia terus meningkat. Salah satu penyebabnya akibat kondisi lingkungan yang terus menghasilkan bahan karsinogen.
"Tidak ada penurunan (jumlah penderita). Peningkatannya justru amat sangat," kata dia dalam konferensi pers Rumusan Rakornas 2019 YKI di Jakarta, Jumat (27/7).
Selain faktor lingkungan, kata Aru, peningkatan jumlah penderita kanker juga disebabkan lantaran gaya hidup yang semakin tidak sehat. Dalam 20 tahun terakhir, kata dia, ada transisi atau perubahan gaya hidup yang jelas sekali terlihat di dalam masyarakat.
Perubahan gaya hidup yang di maksud adalah gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, begadang, kurang berolah raga, dan terlalu banyak makan seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Perubahan gaya hidup yang menjadi semakin tidak sehat itu meningkatkan jumlah penyakit tidak menular di Indonesia.
Rumusan Rakornas 2019 YKI menyebutkan, angka kejadian penyakit kanker di Indonesia sebanyak 1.362 per 1 juta penduduk. Kejadian kanker tertinggi di Indonesia untuk laki-laki adalah kanker paru sebesar 194 per 1 juta penduduk dengan kematian 109 per 1 juta penduduk. Selanjutnya, kanker hati sebesar 124 per 1 juta penduduk dengan rata-rata kematian 76 per 1 juta penduduk.
Sedangkan, angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara sebesar 421 per 1 juta penduduk dengan rata-rata kematian 170 per 1 juta penduduk. Angka tertinggi kedua dari jenis kanker yang banyak diderita perempuan adalah kanker leher rahim sebesar 234 per 1 juta penduduk dengan rata-rata kematian 139 per 1 juta penduduk.
Aru menyarankan, agar masyarakat bisa melakukan pencegahan sebelum penyakit kanker terdeteksi pada stadium lebih lanjut. Langkah pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat tentu dengan mengubah perilaku atau gaya hidup yang lebih sehat, dengan banyak berolahraga, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi makanan yang banyak mengandung karsinogen.
Dia menambahkan, persentase penyakit tidak menular di Indonesia saat ini sudah mencapai 70 persen. Penyakit tidak menular itu di antaranya diabetes, hipertensi, dan kanker. "Jadi, kita menghadapi satu masalah yang amat besar, yaitu meningkatnya penyakit tidak menular," ujar dia.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya menurunkan prevalensi penyakit kanker yang terus meningkat. Kendati demikian, upaya ini harus dilakukan dalam jangka waktu panjang, minimal lima tahun.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono mengaku, tren kasus penyakit kanker di Indonesia terus meningkat. Kemenkes, kata dia, terus melakukan upaya untuk menurunkan prevalensi penyakit ini.
Upaya menurunkan kasus kanker harus dilakukan dalam waktu jangka panjang dan konsisten, minimal lima sampai 10 tahun. "Upaya itu termasuk perilaku hidup bersih jadi faktor dasar, common riskdikurangi, seperti alkohol, rokok, dan kontak dengan polutan," ujar dia. (antara/rr laeny sulistyawati ed:mas alamil huda)