Sabtu 27 Jul 2019 15:50 WIB

Hari Perempuan Internasional, Peringatan Upaya Perjuangan Hak Wanita

Selama ini wanita dan pria memiliki kesenjangan sosial yang berbeda.

Rep: cermati/ Red:
Hari Perempuan Internasional. Sejumlah aktivis perempuan menggelar aksi saat peringatan Hari Perempuan Internasional di kawasan Monuman Nasional (Monas), Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: Republika/Prayogi
Hari Perempuan Internasional. Sejumlah aktivis perempuan menggelar aksi saat peringatan Hari Perempuan Internasional di kawasan Monuman Nasional (Monas), Jakarta, beberapa waktu lalu.

Banyak dari Anda mungkin telah mengetahui perayaan yang diperingati setiap tahunnya pada tanggal 08 Maret. Ya, pada tanggal tersebut, wanita di seluruh dunia kompak memperingati Hari Perempuan Internasional.

Sudah menjadi perkara sejak lama bahwa wanita dan pria memiliki kesenjangan sosial yang berbeda. Hak-hak wanita dalam kehidupan bersosial, lingkungan kerja, hingga berkeluarga, seringkali dianggap tidak ‘sebebas’ kaum pria. 

Dalam upaya mendapatkan kesetaraan gender tersebut, salah satu hal yang dilakukan oleh kaum wanita di seluruh dunia adalah dengan merayakan Hari Perempuan Internasional. Lebih dari 100 tahun perayaan Hari Perempuan Internasional ini telah dihelat guna menyampaikan aspirasi mengenai masalah kesenjangan yang dialami oleh kaum wanita.

Perjuangan kaum wanita dalam mewujudkan kehidupan tanpa ketimpangan berdasarkan gender melalui Hari Perempuan Internasional memang bukan isapan jempol belaka. Banyak progress positif yang telah dicapai dalam menciptakan kehidupan yang setara antara wanita dan pria dengan adanya perayaan Hari Perempuan Internasional. 

Tentunya, perjuangan wanita dalam menciptakan emansipasi wanita melalui perayaan Hari Perempuan Wanita tidak berhenti begitu saja. Ada beberapa hal yang masih perlu diperjuangkan melalui perayaan hari tersebut. Agar lebih memahami apa yang terjadi pada perayaan Hari Perempuan Internasional, simak penjelasannya berikut ini versi cermati.com:

 

1. Yang Dimaksud dengan Hari Perempuan Internasional

 Pengertian Hari Perempuan Internasional

Hari Perempuan Internasional bukanlah sebuah perayaan yang baru saja dibuat. Perayaan ini telah berlangsung selama lebih dari 100 tahun di seluruh penjuru dunia. Perayaannya pun bukan sekadar di kalender saja, namun, diperingati secara nyata.

Hari Perempuan Internasional dibentuk guna merayakan pencapaian yang telah dibuat oleh kaum wanita dalam upaya menyetarakan gender dengan pria. Mulai dari kesetaraan sosial, ekonomi, kebudayaan, hingga politik telah berhasil dicapai berkat usaha yang dilakukan oleh kaum perempuan.

Selain itu, Hari Perempuan Internasional juga bertujuan sebagai seruan bagi kaum wanita untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Dalam hal ini, perayaan Hari Perempuan Internasional mengajak kaum wanita di seluruh dunia untuk memperingati pencapaian, sekaligus ajakan dalam mendapatkan kesetaraan gender secara global.

Tak hanya itu, dalam momen 8 Maret ini juga menjadi perwujudan sebuah persatuan, perayaan, cerminan, advokasi, dan aksi bagi seluruh kaum wanita dalam menghilangkan ketimpangan berdasarkan gender. Jadi, dengan adanya Hari Perempuan Internasional ini, kaum wanita dapat terus memperjuangkan dan menyuarakan keinginan mereka dalam mencapai kehidupan tanpa kesenjangan karena berbeda gender.

Baca Juga: 8 Orang Wanita Inspiratif di Dunia

2. Sejarah Singkat Peringatan Hari Perempuan Internasional

 Hari Perempuan Internasional

Tak terasa, Hari Perempuan Internasional sudah berlangsung selama lebih dari 100 tahun lamanya. Lebih tepatnya, pada hari minggu, 8 Maret 1914, merupakan awal dari perayaan istimewa dalam menyetarakan hak wanita dan pria ini.

Kejadian yang melatarbelakangi munculnya Hari Perempuan Internasional adalah adanya keresahan serta perdebatan kritis di kalangan wanita pada tahun 1908. Masa itu, kaum perempuan menjadi lebih aktif mengikuti kampanye perubahan karena tingkat penindasan dan kesenjangan perempuan cukup tinggi.

Imbalnya, tak kurang dari 15.000 wanita berusaha menyuarakan aspirasi mereka untuk bisa mendapatkan pengurangan jam kerja, kenaikan gaji, dan kebebasan dalam memilih. Buntut dari segala upaya yang dilakukan oleh kaum wanita tersebut adalah munculnya gagasan mengenai dibuatkannya Hari Perempuan Internasional pada Konferensi Internasional perihal Pekerja Perempuan di Kopenhagen tahun 1910. 

Clara Zetkin, Petinggi “Women’s Office” dari Partai Sosial Demokrat Jerman, mengusulkan adanya perayaan Hari Perempuan di seluruh dunia. Mendapatkan sambutan yang positif dari ratusan wanita dari belasan negara, gagasan tersebut menjadi akar terbentuknya Hari Perempuan Internasional. 

Hingga akhirnya pada tahun 1977, PBB mengundang beberapa negara anggota untuk meresmikan tanggal 08 Maret sebagai hari untuk merayakan hak perempuan dan juga Perdamaian Internasional. 

Dengan pernyataan Hari Perempuan Internasional dari PBB itulah banyak negara anggota yang berupaya untuk menghilangkan diskriminasi pada kaum perempuan. Perjuangan wanita dalam mencapai kesetaraan gender pun berlangsung tak henti-hentinya sampai sekarang ini.

3. Perayaan Hari Perempuan Internasional di Era Millennial 

 Hari Perempuan Internasional di Era Millenial

Perjuangan wanita dalam mendapatkan kesetaraan gender hingga saat ini masih berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya aspirasi yang masih disuarakan oleh kaum wanita di era millennial seperti ini.

Pada tahun 2019, perayaan Hari Perempuan Internasional mengangkat tema “balance for better”. Alasan dari pemilihan tema balance for better di perayaan Hari Perempuan Internasional adalah untuk mendapatkan kesetaraan gender, serta kesadaran tentang masih adanya diskriminasi.

Selain itu, tema itu juga dipilih untuk merayakan pencapaian kaum perempuan dalam menghilangkan kesenjangan antara gender. Tak terkecuali berkurangnya selisih pendapatan pria dan wanita, dan juga terciptanya kesempatan yang adil dan tak berat sebelah yang meliputi aspek pemerintahan, liputan di media, lapangan kerja, kekayaan, hingga dunia olahraga.

Meski begitu, kesetaraan pada beberapa aspek kehidupan lainnya masih belum tercipta, terlebih lagi dalam dunia bekerja. Perbedaan gaji yang diterima oleh pria dan wanita dirasa masih sering terjadi. 

Untuk karyawan pada posisi yang sama, tak sedikit wanita yang masih mendapatkan gaji yang lebih kecil dibanding pria, tak terkecuali di Indonesia sendiri. Hal ini diungkapkan berdasarkan analisa gaji gender yang didapatkan oleh lebih dari 14 ribu pegawai di 53 yang dilakukan oleh Korn Ferry Gender Pay Index 

Untuk itulah mengapa tema “balance for better” dipilih pada peringatan Hari Perempuan Internasional tahun 2019 ini. Jadi, harapan dari Hari Perempuan Internasional di era millennial ini, ketimpangan gaji yang diterima oleh karyawan berdasarkan gender berhasil dihilangkan secara total di seluruh dunia.

Baca Juga: 7 Kartini Indonesia Masa Kini, Siapa Saja Mereka?

4. Fakta Menarik di Hari Perempuan Internasional

Fakta Menarik Hari Perempuan Internasional 

Perjuangan kaum wanita dalam mendapatkan kesetaraan antar gender memang tidak mudah. Dibalik banyaknya pencapaian yang telah diraih kaum wanita dalam menghilangkan ketimpangan hak mereka dengan kaum pria, terdapat upaya yang dilakukan selama 100 tahun secara terus menerus.

Jika perayaan Hari Perempuan Internasional telah rutin dilakukan sejak 08 Maret 1914, perjuangan yang dilakukan oleh kaum wanita telah dilakukan jauh sebelum itu. Di New York, tanggal 28 Februari 1909 menjadi saksi bisu perayaan Hari Perempuan pertama di dunia.  

Hari Perempuan pertama tersebut dirayakan untuk mengenang upaya pekerja wanita di International Ladies Garment Workers Union. Dalam aksi yang dilakukan oleh lebih dari 15.000 pekerja wanita tersebut, mereka menuntut untuk mendapatkan kesetaraan hak sosial serta politik. Aksi inilah yang menjadi akar terciptanya Hari Perempuan Internasional di seluruh dunia.

Fakta menarik lainnya seputar Hari Perempuan Internasional adalah dijadikannya hari libur resmi. Di beberapa negara, perayaan hari tersebut dijadikan sebagai hari libur nasional. Negara-negara seperti Afghanistan, Kamboja, Vietnam, Mongolia, hingga Zambia memutuskan perayaan Hari Perempuan Internasional sebagai hari bebas kerja.

Bahkan, di negara besar seperti China, Madagaskar, dan juga Nepal, Hari Perempuan Internasional dijadikan sebagai hari libur khusus untuk kaum wanita. Jadi, khusus di hari tersebut, kaum wanita dapat ikut berpartisipasi dalam merayakan Hari Perempuan Internasional tanpa harus dibebani oleh kewajiban untuk bekerja.

Untuk perayaannya, mayoritas wanita di seluruh dunia pasti akan menuliskan tagar International Women’s Day di akun sosial media mereka. Baik di Instagram maupun Twitter, tagar ini pasti akan mencapai trending pada tanggal 08 Maret setiap tahunnya. Tujuannya, agar perayaan dalam menyetarakan kedudukan antar kedua gender dilakukan secara meriah di seluruh dunia.

Di Indonesia sendiri, selain dengan mencanangkan tagar International Women’s Day, perayaan Hari Perempuan Indonesia 2019 dilakukan dengan cara longmarch ke gedung DPR. Bersama beberapa komunitas yang ikut merayakan hari spesial ini, aksi Parade Juang Perempuan digelar untuk menyampaikan aspirasi kaum perempuan mengenai hak buruh wanita yang dirasa masih terdapat ketimpangan. Dengan begitu, kaum wanita di Indonesia bisa mendapatkan hak yang setara dengan kaum pria.

Hari Perempuan Internasional Sebagai Upaya Mendapatkan Emansipasi Wanita

Kesetaraan gender telah menjadi perkara yang sulit untuk terselesaikan. Bahkan, hingga saat ini, pro kontra dari pembahasan kesetaraan gender terasa seperti tiada akhir. Namun, dengan adanya perayaan Hari Perempuan Internasional ini, diharapkan bahwa pada akhirnya, adanya diskriminasi pada kaum wanita dapat hilang secara menyeluruh.

Segala masalah yang masih dianggap tidak setara antara kaum wanita dan pria hendaknya dapat mencapai jalan keluar yang diinginkan. Dengan begitu, emansipasi wanita dapat didapatkan oleh setiap perempuan di semua negara di seluruh penjuru dunia.

Baca Juga: Kata-Kata Inspiratif dari 7 Orang Sukses yang Pernah Gagal

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement