Selasa 23 Jul 2019 14:22 WIB

Setiap Hari, 300 Wisman Sambangi Masjid Istiqlal

Ada tiga area Masjid Istiqlal yang bebas diakses oleh wisman non-Muslim.

Pemandu wisata memberikan penjelasan kepada turis mancanegara di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (28/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pemandu wisata memberikan penjelasan kepada turis mancanegara di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Istiqlal sebagai salah satu destinasi wisata religi andalan DKI Jakarta selalu ramai dikunjungi wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Saban hari, sekitar 300 wisatawan mancanegara (wisman) menyambangi Istiqlal.

"Kami mendata khusus wisatawan asing, setiap hari selalu ada yang berkunjung jumlahnya mencapai 300 orang per hari," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Masjid Istiqlal, Abu Huraira AS, saat ditemui Selasa (23/7).

Seperti pada Selasa (23/7), dalam kurun waktu satu jam, petugas protokol Masjid Istiqlal sudah menerima belasan wisatawan asing yang datang mulai dari Jerman, Vietnam, China, dan Korea Selatan. Mereka terus berdatangan bersamaan dengan pengunjung masjid lainnya, ada yang datang solo, berdua, bertiga, hingga jumlahnya rombongan belasan orang.

Abu menjelaskan, Masjid Istiqlal sudah menjadi destinasi wisata sejak awal berdirinya sekitar tahun 1968 ketika pertama kali dioperasikan dan diresmikan tahun 1978. Baru di tahun 2014, kunjungan lebih meningkat sejak adanya bus city tour yang mengintegrasikan Masjid Istiqlal dengan tempat wisata lainnya seperti Kota Tua dan Islamic Center.

"Banyak yang ingin masuk ke Istiqlal karena terhubung dengan tempat wisata lainnya," kata Abu.

Menurut Abu, Masjid Istiqlal menjadi daya tarik wisatawan asing karena statusnya sebagai masjid nasional Republik Indonesia. Di samping itu, arsitektur yang unik dan nilai sejarah yang melekat di dalamnya juga menjadi pemikat wisatawan.

"Istiqlal juga sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara, arsiteknya bukan Muslim, dibangun pada era Presiden Soekarno sebagai wujud rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia," katanya.

Abu mengatakan, Masjid Istiqlal selain sebagai tempat ibadah umat Islam juga boleh diakses oleh siapapun termasuk non-Muslim bahkan yang tidak punya agama. Hanya saja, ada wilayah-wilayah tertentu yang boleh diakses oleh mereka, setidaknya ada tiga lokasi kunjungan yang boleh mereka akses.

"Mereka tidak dibolehkan masuk ke lantai utama yang digunakan sebagai tempat shalat. Mereka hanya boleh melihat dari batas luar karpet," kata Abu.

Untuk berkunjung wisatawan asing hanya perlu melakukan registrasi di depan pintu masjid. Lalu, bagi wanita yang mengenakan pakaian minim akan difasilitasi untuk berganti pakaian yang lebih tertutup.

photo
Turis mancanegara berfoto saat berwisata di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (28/1).

Sebastian dan Daniela, wisatawan asal Jerman, menjadi pengunjung pertama Istiqlal pada Selasa pagi mengaku takjub dengan keberadaan masjid Istiqlal. Menurut Sebastian, satu kehormatan bisa masuk ke tempat ibadah umat Islam di Indonesia melihat isi di dalamnya.

"Ini kali pertama kami datang ke Istiqlal, sangat menakjubkan, kami belum pernah melihat masjid yang sebesar ini sebelumnya," kata Sebastian usai berkeliling Istiqlal.

Sebastian dan istrinya sudah dua hari di Jakarta. Mereka akan berada di Indonesia selama tujuh pekan.

photo
Pemandu wisata memberikan penjelasan kepada turis mancanegara di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (28/1).

Para wisatawan asing ini diajak berkeliling ke tempat-tempat menarik dan unik yang ada di Masjid Istiqlal selama 30 menit. Didampingi seorang pemandu yang akan menjelaskan setiap sudut ruangan, mereka juga bisa berswafoto di lokasi ikonik seperti menara masjid dan beduk berukuran besar yang tersimpan di dalam masjid.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement