REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi Mikha Tambayong, buku ibarat teman hidup yang menemaninya sejak kecil hingga saat ini. Menurut perempuan kelahiran 1994 ini, kecintaannya akan buku tidak lepas dari peran orang tuanya.
"Aku sangat berterima kasih dengan didikan orang tua aku. Aku dari kecil memang sangat suka belajar, sudah dibiasakan baca buku sejak kecil, dan sampai sekarang aku merasakan pentingnya baca buku," kata Mikha dalam sebuah diskusi di FX Sudirman Jakarta, Ahad (21/7).
Mikha mengatakan, buku mampu mengasah pikiran dan keahlian dirinya. Berkat buku juga, dia tumbuh menjadi pribadi yang imajinatif, kreatif dan mau berproses. Bahkan menurut dia, buku serta dukungan orang tuanya lah kunci kesuksesannya saat ini.
"Aku itu belajar bahasa Inggris juga dari buku. Mengasah pola pikir kritis juga dari buku, benar-benar from zero to hero," kata dia.
Sebagai anak tunggal, Mikha juga dididik untuk selalu mengutamakan pendidikan. Karenanya meski karier di industri hiburan sudah di tangan, Mikha tetap bersikeras untuk meneruskan studinya ke luar negeri. Hingga pada akhirnya, kini ia diterima di Universitas Harvard.
Menurut Mikha, dia juga menyimpan semua bukunya sedari kecil hingga kini telah di rak buku di rumahnya. Hal itu juga merupakan bagian dari pesan mendiang ibunya yang ingin Mikha menceritakan kepada anak-anaknya kelak tentang koleksi bukunya.
"Mendiang mama aku pernah berpesan agar aku susun buku-buku aku dari kecil sampai sekarang. Jadi nanti aku bisa bagi ke anak aku, buku mana yang aku baca pas kecil," kata dia.