REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Imam Hadi Purnomo mengatakan, revitalisasi TIM dilakukan pada tahap I 2019 sedangkan Planetarium akan direvitalisasi pada tahap II 2020. Ditargetkan revitalisasi Planetarium selesai 2021.
“Bertahap semuanya. Planetarium juga sedang kami bahas bersama PT. Jakarta Propertindo (Jakpro). Belum final nanti konsepnya seperti apa. Yang jelas akan direvitalisasi dan lebih modern,” katanya saat dihubungi Republika, Selasa (16/7).
Terkait permasalahan perusahaan teknologi dari Jerman Carl Zeiss dengan PT. Bunga Lestari, Imam mengatakan sedang dalam proses hukum. Menurutnya tidak masalah Carl Zeiss tidak mau melayani dan menjual suku perawatan cadang untuk Planetarium. Ada pilihan lain dengan Mega Star dari Jepang. Tetapi jika Carl Zeiss masih mau, tidak menutup kemungkinan untuk menjalin kerja sama lagi.
“Tidak usah khawatir. Kami punya anggaran dan pilihan lain. Yang penting sekarang kami melayani dan bertahan untuk para pengunjung yang ingin berlibur dan wisata ke Planetarium,” ujar dia.
Imam melanjutkan secara garis besar konsep revitalisasinya akan digital. Semua layar bisa disentuh dengan tangan mengikuti perkembangan zaman milenial sekarang.
Terkait masalah revitalisasi TIM yang mengganggu observatorium, Imam akan membahas lagi dengan pihak-pihak yang bersangkutan agar meletakan observatorium secara tepat dan pengunjung bisa melihat benda langit.
“Seharusnya, observatorium itu di tempat dataran tinggi dan sepi. Tapi nanti kami bahas lagi,” tambah dia.
Budayawan Betawi Yahya Andi Saputra mengatakan, Planetarium harus direvitalisasi karena tempat edukasi anak-anak yang ingin mempelajari astronomi. Namun, revitalisasi Planetarium menurutnya juga harus memikirkan semua aspek, terutama observatorium.
Baginya, mumpung pembangunan belum dimulai, lebih baik dikaji terlebih dahulu bangunannya akan seperti apa, dan apa saja dampak positif dan negatifnya.
“Jangan sampai mubazir dengan pembangunan yang tidak ada ujungnya. Ini sudah bulan Juli. Saya juga baru lihat pembangunan baru pagar-pagar saja. Masih lama pembangunan selesai,” tambah Yahya.
Sementara itu, Wakil Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Provinsi DKI Jakarta, Syarifuddin, mengatakan, secara garis besar di dalam revitalisasi TIM akan ada anggaran dan rencana revitalisasi Planetarium. Namun, untuk permasalahan secara lengkap ia tidak mengetahui.
“Ya saya tidak tahu kalau ada masalah dengan pihak-pihak terkait yang menghambat perawatan Planetarium. Jika ada keganjilan nanti bisa kami panggil yang bersangkutan,” katanya kepada Republika.
Syarifuddin mengaku belum ada pembahasan lebih lanjut secara lengkap untuk masa depan Planetarium. Ia hanya menegaskan pastinya akan melakukan revitalisasi pada Planetarium. Sebab, bangunan tersebut sudah tua dan bahaya jika dibiarkan.
Syarifuddin berharap masalah-masalah yang menghambat jalannya Planetarium selesai dengan unit-unit yang terkait. Lalu, ia menambahkan revitalisasi Planetarium akan selesai pada 2021.
“Belum ada bahasan lebih lanjut lagi tentang Planetarium. Yang jelas akan direvitalisasi, bangunannya sudah ada sejak saya kecil. Jadi, tunggu saja kelanjutan untuk revitalisasi ini ya,” tutupnya.