Selasa 16 Jul 2019 11:40 WIB

Buruknya Polusi Udara Jakarta Bisa Buat TB Tambah Parah

Polusi bisa menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan rentan tertular TB

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Christiyaningsih
Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (8/7/2019).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (8/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut buruknya polusi udara Jakarta bisa membuat kondisi penderita penyakit tuberkulosis (TB) memburuk. Meski tidak langsung terkait, polusi bisa menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan seseorang rentan tertular penyakit TB.

"Pastilah tambah parah kalau polusi udara Jakarta masih termasuk tertinggi di dunia kemudian penderita TB masih aktif (mobilisasi). Adanya polusi juga bisa menyebabkan daya tahan tubuh seseorang menurun dan ia bisa tertular TB karena daya tahan tubuhnya drop," kata Direktur Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Wiendra Waworuntu saat konferensi pers bertema Youth Declaration to end TB di Jakarta, Selasa (16/7).

Baca Juga

Penularan TB semakin tinggi kemungkinannya terjadi di angkutan umum. Ia mencontohkan ada yang penderita TB yang sedang batuk dan naik angkutan umum tetapi tidak memakai masker. Padahal, penularan TB terjadi melalui infeksi percikan (droplet infection) dahak.

Bahkan ia menyebut satu penderita TB bisa menularkan penyakitnya ke 15 orang lainnya. Karena itu, Wiendra meminta masyarakat menggunakan masker wajah ketika berada di tempat umum.

"Karena masker wajah bisa melindungi dirinya. Misalnya penderita TB melindungi penyakitnya tertular ke orang lain dan orang yang tidak sakit TB dan pakai masker bisa tidak tertular," ujarnya.

Menurut situs www.airvisual.com yang diakses Republika pada Selasa pukul 10.30 WIB, Jakarta masih menempati peringkat empat kota yang memiliki polusi udara terburuk di dunia. Ranking pertama diduduki oleh Krasnoyarsk, Rusia kemudian disusul Dhaka, Bangladesh, kemudian nomor tiga Santiago, Cili.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement