Senin 15 Jul 2019 13:15 WIB

Kopi Indonesia akan Dijual di Selandia Baru

Produk olahan kopi yang sudah dikemas akan dijual di supermarket Selandia Baru

Uji Cita Rasa Kopi. Penguji cita rasa kopi menilai kopi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka), Rambipuji, Jember, Jawa Timur, Senin (11/3).
Foto: Antara/Seno
Uji Cita Rasa Kopi. Penguji cita rasa kopi menilai kopi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka), Rambipuji, Jember, Jawa Timur, Senin (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND -- Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI) mengklaim produk olahan kopi yang sudah dikemas seperti merk Kapal Api akan dijual secara resmi di berbagai supermarket di Selandia Baru. Ketua Umum Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI) Delima HA Darmawan kepada Antara mengatakan jaringan supermarket di Selandia Baru seperti Count Down berminat untuk menjual produk tersebut.

"Kesepakatan ini muncul setelah kopi, teh, kakao serta produk turunan palm oil produksi Indonesia dipamerkan dan dipromosikan dalam ajang Pameran Pacific Exposition 2019 di Auckland, Selandia Baru," katanya pada Senin (15/7).

Baca Juga

Menurut Delima, dalam salah satu forum yang diselenggarakan Pacific Exposition 2019 yakni Business Matching, terdapat beberapa delegasi yang berminat. Delegasi tersebut yakni Solomon Island, Papua Nugini, Fiji, dan Selandia Baru.

"Selain itu kami juga meminta bantuan rekan diaspora di Wellington dan Australia untuk ikut mempromosikan produk-produk tersebut," ujarnya.

Dia menjelaskan sudah ada nota kesepahaman dengan beberapa pemanggang (roaster) untuk kopi yang ingin mengimpor produk green bean GPPI. "Sehingga untuk menindaklanjuti hasil dari Pacific Exposition 2019 di Auckland ini, rencananya kami akan menggelar origin trip dan bekerja sama dengan perusahaan swasta di Selandia Baru," jelas Delima.

Program origin trip ini bertujuan untuk mengajak pembeli melihat secara langsung perkebunan kopi, teh, dan kakao di Indonesia. Dengan demikian produk Indonesia lebih dikenal lagi di kawasan Pasifik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement