Jumat 12 Jul 2019 13:02 WIB

Tiga Jenis Dana yang Penting Dialokasikan saat Gajian

Jumlah dananya bergantung pada kebutuhan setiap orang.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Perencanaan keuangan
Foto: pexels
Perencanaan keuangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat menerima gaji, setiap orang mungkin memiliki orientasi masing-masing. Ada yang menganggap satu kebutuhan teramat penting, sebaliknya menurut sebagian orang lainnya kebutuhan tersebut bukan prioritas.

Menurut Indah Hapsari Arifaty, Co-Founder dan Head of Adviser Jouska Indonesia, saat menerima gaji sebaiknya orang langsung mengingat tiga jenis alokasi. Yaitu dana darurat, dana pendidikan dan dana pensiun.

Baca Juga

Untuk mempersiapkannya, menurut Indah bisa dilakukan secara sederhana. Selain itu, disesuaikan dengan kebutuhan tujuan keuangan.

"Tidak usah pusing, hitung saja dulu kebutuhan dari semua tujuan keuangan. Misalnya, asuransi pendidikan, umroh, beli rumah, sebut saja dulu," kata Indah di Jakarta.

Indah mengatakan persentase dari gaji yang diterima untuk dialokasikan ke dalam tiga jenis dana itu bukan yang terpenting. Ini karena bergantung penghasilan dan kebutuhan setiap orang.

Kemudian ia mencontohkan antara ketiga dana itu juga bisa diklasifikan kembali, mana yang mendesak dan boleh agresif, bergantung berapa tahun pencapaiannya. Contohnya, untuk dana pensiun masih lama 30 tahun lagi boleh disimpan dalam bentuk investasi yang agresif. Sedangkan dana pendidikan anak butuh lima tahun lagi, misalnya.

Semua dana tersebut juga disarankan boleh tidak terpisah. Misalnya disimpan dalam satu tabungan deposito. Jadi saat butuh untuk diambil, otomatis angka terbesarnya akan ketahuan sendiri untuk kebutuhan yang mana.

"Jadi tidak usah ini deposito apa, itu deposito apa, all in juga bisa, jadikan satu nominal. Misal potong gaji Rp 5 juta, gunakan Rp 2 juta bisa buat dana darurat, Rp 2 juta buat investasi saham, pendidikan sama pensiun, Rp 1 juta kebutuhan," ujarnya.

Ia kembali menekankan untuk mengalokasikan dana bergantung penghasilan, tidak ada persentasi. Sebab beda nominal penghasilan, beda pula alokasi penyimpanan dananya.

"Kalau mepet ya harus realistis kan harus ada biaya hidup, bayar utang, nabung, tapi balik lagi bukan soal presentase tapi sesuai income (pemasukan) saja," katanya menambahkan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement