Selasa 09 Jul 2019 10:26 WIB

Sudah 92 Persen Penduduk Dunia Hirup Udara tidak Sehat

Konsumen udara tidak sehat dunia mendekati 100 persen

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Christiyaningsih
Siswa India menggunakan sapu tangan sebagai masker untuk melindungi diri dari polusi udara mematikan di New Delhi, India.
Foto: AP Photo/R S Iyer
Siswa India menggunakan sapu tangan sebagai masker untuk melindungi diri dari polusi udara mematikan di New Delhi, India.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Konsumen udara tidak sehat dunia mendekati 100 persen. Hal itu diungkap Associate Professor dari Environmental Health, Sydney School of Public Health, The University of Sydney, Geoff Morgan.

Hal itu diungkapkan dalam Joint Seminar Dampak Asap Bagi Kesehatan Ibu dan Anak yang digelar LP3M dan PSW Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Kampus Terpadu UMY akhir pekan lalu.

Baca Juga

Dalam paparannya, Morgan menjelaskan bahaya polusi udara sangat penting diketahui masyarakat dunia. Sebab, sebagian besar udara tidak sehat yang beredar disebabkan polusi udara.

"Diketahui 92 persen penduduk di dunia telah menghirup udara yang tidak sehat, yang salah satunya disebabkan polusi udara, baik itu polusi udara di dalam maupun di luar ruangan," kata Morgan.

Contoh sumber polusi berasal dari polusi transportasi, asap-asap pabrik, dan kebakaran hutan. Sumber polusi yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari yaitu polusi asap rokok yang tanpa sengaja kita hirup.

Ia menerangkan ada upaya-upaya yang harus terus dilakukan untuk memayungi udara agar tetap terjaga sekaligus tidak menimbulkan penyakit bagi makhluk-makhluk hidup. Morgan menjelaskan polusi udara dari setiap negara berbeda-beda. Ada yang disebabkan kebakaran hutan, kebakaran lahan baik yang sengaja dibakar atau karena kekeringan.

Asap yang dihasilkan dari kebakaran terus menerus tumbuh membesar membawa dampak yang tidak sehat bagi makhluk hidup yang tinggal di sekitarnya. Karenanya, perlu upaya-upaya yang harus dilakukan.

"Caranya bisa memakai energi terbarukan, contohnya air dan tenaga matahari. Dapat pula membuat kota ramah pejalan kaki dan pengurangan pabrik transportasi," ujar Morgan.

Imam Permana dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY menuturkan dampak polusi udara sangat tidak sehat bagi kesehatan. Khususnya, perempuan dan anak-anak.

Penelitian yang dilakukan UMY mengenai polusi udara di Palembang akibat kebakaran hutan menunjukkan dampak yang paling besar dirasakan anak-anak karena efek paparan polusi akan dirasakan seumur hidup. "Untuk itu, penting menjaga kesehatan dari paparan asap," kata Imam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement