REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua dasawarsa silam ketika pemerintahan Orde Baru masih berkuasa, sebuah kedai kecil di bilangan Mangga Besar telah menjual aneka jenis durian Nusantara. Durian Acin merupakan kedai durian legendaris yang menjadi cikal bakal julukan Mangga Besar sebagai sentra kuliner durian di Jakarta Barat.
"Kedai durian pertama berdiri saat zaman Suharto sekitar 1994. Ketika itu jumlah penjualan antara 60-100 buah per hari," kata Hengki, pengelola lapak Durian Acin di Mangga Besar, Jakarta Barat, Senin (9/7).
Ketika awal berdiri, kedai Durian Acin hanya berjumlah satu unit. Namun seiring berjalannya waktu kedai ini bertambah menjadi tiga unit dengan angka penjualan durian mencapai 500-600 buah per hari.
"Beberapa karyawan yang dulu pernah bekerja di sini telah berhasil membuka kedai sendiri. Mereka berjualan di sepanjang jalan Mangga Besar," ujar Hengki. Durian-durian yang dijual di kawasan Mangga Besar ini mayoritas berasal dari Pulau Sumatera yakni Medan, Padang, Palembang, dan Bengkulu.
Geliat ekonomi penjualan durian dimulai pukul 17.00 hingga 02.00. Saking terkenalnya, masyarakat dari berbagai elemen mulai dari pejabat publik hingga turis mancanegara sering berkunjung ke kawasan tersebut.
"Ahok sering datang ke sini, biasanya saat awal bulan. Ada pula Pak Sutiyoso yang berkunjung dua kali dalam sebulan," sebutnya.
Cerita kelezatan durian Mangga Besar, lanjut Hengki, juga pernah menarik minat pejabat di lingkungan Istana Negara. Para pejabat tersebut memesan 20 buah durian.
"Kami kirimkan pesanan itu ke Istana naik bajaj. Di gerbang sempat mau ditahan Paspampres, tapi kami bilang ini pesanan orang di dalam Istana. Beberapa saat kemudian bajaj yang penuh durian itu dipersilahkan masuk," tuturnya.
Untuk rasa, pembeli lebih menyukai durian yang mempunyai rasa manis dan sedikit pahit. Adapun harga durian yang ditawarkan sebanding dengan kualitas daging dan cita rasa yakni mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per buah.
Apabila tak menyukai aroma khas durian yang menyengat, penjual menyediakan sarung tangan plastik dan air mineral di setiap meja. Penjual juga menyiapkan ember tempat meletakkan biji buah durian.
Vina, salah seorang pembeli asal Bandung, mengaku sering membeli durian di kawasan Mangga Besar karena rasanya manis dan terbilang murah. "Kalau durian yang kita beli ini enggak manis, kita bisa tukar tanpa perlu membayar uang tambahan," ungkapnya.