REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli gizi Profesor Dr Hardinsyah MS mengatakan, krisis air yang disebabkan oleh kemarau dapat memicu gaya hidup tidak sehat. Menurutnya, masyarakat bisa terdorong menomorduakan kebersihan akibat minimnya pasokan air bersih.
"Krisis air bisa memicu pola hidup yang tidak bersih," katanya di Jakarta, Senin.
Contoh perilaku tidak sehat tersebut, menurut Hardinsyah, di antaranya seperti membuang kotoran sembarangan dan tidak dibersihkan, dan tidak mencuci bahan makanan serta peralatannya dengan air bersih. Di samping itu, masyarakat juga akan terdesak untuk menggunakan air cucian berkali-kali demi menghemat air.
Pola tidak sehat semacam itu, menurut Hardinsyah , dapat mendatangkan penyakit menular seperti diare, typus, hepatitis, dan penyakit menular lain yang ditimbulkan oleh air yang tidak bersih. Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk berusaha sedemikian rupa menjaga kesehatan diri dan lingkungan dengan mencuci terlebih dahulu bahan makanan yang akan dikonsumsi.
Selain itu, masyarakat juga perlu membiasakan hidup bersih dengan mencuci tangan sebelum makan, mencuci alat makan, dan minum serta membersihkan kotoran yang dibuang. Hardinsyah mengungkapkan, pola hidup sehat semacam itu perlu dilakukan demi menjaga kebersihan lingkungan dan tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
Dia juga menekankan perlunya masyarakat menggunakan air secara tepat guna. Air tidak dibuang-buang, tetapi juga tidak membatasi kebutuhan air bersih untuk kehidupan sehari-hari.