Ahad 07 Jul 2019 15:21 WIB

Menengok Kemeriahan Festival Film Purbalingga

13 tahun Festival Film Purbalingga (FFP) 2019 dengan medium layar tanjleb.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Gelaran 13 tahun Festival Film Purbalingga (FFP) 2019.
Foto: dok. Istimewa
Gelaran 13 tahun Festival Film Purbalingga (FFP) 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kolaborasi kesenian tradisi Kotekan Lesung, Genjring, dan Pencak Silat menyambut  kedatangan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi. Kedatangan orang nomor satu di Purbalingga itu guna membuka gelaran 13 tahun Festival Film Purbalingga (FFP) 2019 dengan medium layar tanjleb.

Sabtu (6/7) malam, warga Desa Karangtalun, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga memenuhi lapangan desa. Puluhan pedagang kuliner dan mainan anak-anak berjajar di pinggir lapangan. Ada tambahan rezeki yang mereka kais selain berdagang di siang hari.

Dalam sambutannya, Tiwi, panggilan Bupati Purbalingga mengatakan, Festival Film Purbalingga (FFP) tidak sekedar menyuguhkan karya-karya film sineas lokal dan nasional tapi juga multiplier effect. Keramaian itu memberi dampak positif bagi peningkatan ekonomi warga.

“Adanya keramaian ini mendatangkan pegiat UMKM seperti pedagang kuliner yang turut menggelar dagangannya," kata Tiwi melalui pesan tertulis, Ahad (7/7).

Lepas waktu Isya, ratusan warga Desa Karangtalun dari mulai anak-anak hingga orang tua berbondong-bondong memadati lapangan desa. Meskipun lokasi festival jauh dari perumahan, tak lantas menyurutkan semangat warga untuk turut merayakan festival yang digagas Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga dan Jaringan Kerja Film Banyumas Raya (JKFB).

Menurut Kepala Desa Karangtalun, Heru Catur Wibowo, desa yang terletak di wilayah utara pusat kota Purbalingga ini jarang ada hiburan malam terlebih layar tanjleb.

“Kegiatan ini sekaligus ajang silaturahmi antarwarga desa selain tontonan gratis yang selama ini hanya menonton layar televisi di rumah masing-masing warga,” ujar kades baru yang juga salah satu pendiri CLC Purbalingga dan Festival Film Purbalingga.

Dua film pendek karya pembuat film Banyumas Raya dan satu film bioskop menemui penontonnya, yaitu Tepa Selira sutradara Nazahah Husnun Khotimah dari SMA Negeri 2 Purbalingga. Lalu film Keluarga Pak Carik seri Kandang Sapi sutradara Nur Muhammad Iskandar, serta Keluarga Cemara sutradara Yandy Laurens.

Direktur FFP Bowo Leksono mengatakan, salah satu dukungan kuat Festival Film Purbalingga yaitu warga dan pemuda desa. Menurut dia, FFP berperan mempertemukan film-film yang masuk ke FFP bertemu dengan penontonnya yaitu warga desa yang memang mempunyai hak yang sama untuk mengakses film-film berkualitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement