REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren busana streetwear atau busana jalanan ternyata masih diminati oleh anak muda terutama di Jakarta. Menurut Patrice Desilles selaku Academic Program Head ESMOD Jakarta, tren ini akan berlangsung hingga dua sampai tiga tahun ke depan.
Streetwear merupakan gaya fesyen yang biasa ditemukan di jalanan kota-kota besar. Biasanya streetwear merupakan wujud ekspresi dari kehidupan urban anak muda. Setiap negara memiliki gaya streetwear yang berbeda-beda.
Patrice mengaku senang menggunakan busana streetwear. Pada saat diwawancara, ia menggunakan celana selutut berwarna hitam yang dipadu dengan kaos bermotif garis putih hitam.
Gayanya semakin dipertegas dengan penambahan blazer putih dengan detail emblem bergambar tengkorak. Gaya itu dipadupadankan dengan kupluk putih dan sneakers merah.
"Tren seperti tahun lalu. Streetwear tetap kuat dalam tren internasional. Tahun ini masih tren bahkan sejak tiga tahun lalu. Ke depan masih tren dua atau tiga tahun lagi," ungkap pria yang menjabat sebagai Kepala Sekolah Esmod Jakarta di sela konferensi pers Fashion and Art Vibes ESMOD di Jakarta, Rabu (3/7).
Koleksi busana streetwear juga ditampilkan oleh mahasiswa ESMOD Jakarta dalam ajang Fashion and Art Vibes di Kuningan City. Selain koleksi streetwear, mereka juga menghadirkan koleksi busana couture yang biasa digunakan untuk pesta. Ada juga koleksi busana anak, busana pria, dan busana sehari-hari.
Model yang dihadirkan juga lengkap mulai dari atasan, bawahan, dress dan lainnya. Menurut Patrice, dalam menampilkan koleksinya mahasiswa dituntut untuk membawa tren internasional juga tren yang ada di Indonesia.
Karena menurutnya tren yang ada di Indonesia saja sudah sangat lebar. Dari Sabang sampai Merauke memiliki tren gaya masing-masing, apalagi Jakarta yang merupakan kota kosmopolitan.
"Mahasiswa kami hadirkan koleksi busana dalam enam spesialisasi. Mahasiswa fokus sesuai spesialisasi mereka. Mereka mau apa, segmentasi apa, spesialiasi apa. Ready to wear sampai couture," ujarnya.