Kamis 04 Jul 2019 14:37 WIB

Keluarga Cemara Keliling Desa di Festival Film Purbalingga

Film Keluarga Cemara besutan Yandy Laurens akan diputar keliling desa

Rep: Farah Noersativa/ Red: Christiyaningsih
Ringgo Agus Rahman, Nirina Zubir, Zara JKT 48, dan Widuri Puteri, pemeran utama film Keluarga Cemara.
Foto: Republika/Shelbi Asrianti
Ringgo Agus Rahman, Nirina Zubir, Zara JKT 48, dan Widuri Puteri, pemeran utama film Keluarga Cemara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film akan kembali merakyat untuk dipertontonkan bersama. Kali ini, perhelatan Festival Film Purbalingga (FFP) 2019 kembali membawa film-film festival ke tengah-tengah penonton, khususnya di wilayah Banyumas Raya, Jawa Tengah.

Festival film ini akan menghadirkan Keluarga Cemara besutan Yandy Laurens yang diproduksi Visinema Pictures. Film yang merupakan film diangkat dari sinetron era 90-an ini akan diputar keliling desa.

Baca Juga

Sebagai pendamping film, dalam festival ini nantinya juga akan diputar drama seri Keluarga Pak Carik dengan sutradara Nur Muhammad Iskandar. Film drama seri ini merupakan produksi CLC Purbalingga. Selain itu masih ada film-film pilihan dari peserta kompetisi pelajar FFP 2019 yang akan diputar.

Direktur FFP Bowo Leksono mengatakan dengan kerja bersama pemuda setiap desa, program Layar Tanjleb yang merupakan program unggulan menjadikan FFP tidak hanya milik para pegiat film semata. Namun, FFP menjadi milik bersama warga Banyumas Raya.

“Sedari awal Festival Film Purbalingga didesain melayani publik Banyumas Raya. Layar Tanjleb merupakan moda utama untuk membuat ruang temu antara warga dengan festival,” ujar Bowo dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (3/7).

Penyelenggaraan festival ini juga melibatkan kerja sama dengan komunitas film yaitu Sangkanparan Cilacap dan Sinema Kedung Kebumen. Ini merupakan kerja sama CLC Purbalingga yang tergabung dalam Jaringan Kerja Film Banyumas Raya (JKFB).

Program utama masih berpijak pada Kompetisi Film Pelajar setara SMA Banyumas Raya. Kompetisi dengan kategori film pendek fiksi dan film dokumenter ini lahir produk film khas Banyumasan yang setiap tahun mampu berbicara di kompetisi film tingkat nasional.

Akan tetapi, mrnurut Manajer FFP Nanki Nirmanto, pada gelaran FFP tahun ini, peserta kompetisi pelajar se-Banyumas Raya secara kuantitas menurun cukup drastis. Meskipun demikian, beberapa produk film masih bisa dijaga kualitasnya.

“Karya film yang masuk hanya berjumlah 13 film. Untuk fiksi pendek 5 film, dokumenter 13 film. Ini menjadi pekerjaan rumah kami, ke depan harus menggenjot produksi film pelajar lagi,” terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement