Kamis 04 Jul 2019 10:14 WIB

Studi Ungkap Efektivitas 4 Hari Kerja Sepekan

Waktu kerja lebih pendek tingkatkan produktivitas dan kesehatan pekerja.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Wanita bekerja dengan laptopnya.
Foto: Pixabay
Wanita bekerja dengan laptopnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang memiliki waktu kerja masing-masing bergantung bidang yang ditekuni maupun perusahaan tempat dia bekerja. Umumnya mungkin orang bekerja selama lima hari dalam sepekan.

Tetapi studi terbaru kali ini, dilansir laman Independent, mengungkap efektivitas bekerja selama empat hari dalam sepekan. Rupanya waktu kerja ini juga bisa menyelamatkan bisnis Inggris sekitar 104 miliar poundsterling dalam setahun, kaitannya dengan semangat maupun produktivitas para pekerja.

Baca Juga

Sebuah survei terhadap lebih dari 250 perusahaan menunjukkan bahwa mengadopsi waktu kerja yang lebih pendek dapat memengaruhi bisnis. Caranya, melalui peningkatan produktivitas pekerja serta peningkatan kesehatan fisik dan mental.

Lebih jauh lagi, studi yang dilakukan oleh Henley Business School menyarankan waktu kerja tersebut juga bisa mengarah pada lingkungan yang lebih bersih. Itu dengan asumsi karyawan menempuh 557,8 juta mil lebih sedikit rata-rata per pekan, yang mengarah pada emisi transportasi lebih rendah.

 

Makalah Henley Four Better atau Four Worse yang mengeksplorasi tren empat hari kerja menemukan bahwa hampir dua per tiga (64 persen) dari mereka yang telah mengadopsi skema tersebut melaporkan peningkatan produktivitas staf.

Penelitian ini juga menemukan bahwa gaya empat hari kerja telah meningkatkan kualitas hidup karyawan secara keseluruhan, dengan lebih dari tiga perempat (78 persen) bisnis melaporkan staf lebih bahagia, kurang stress (70 persen) dan lebih sedikit izin sakit (62 persen).

Profesor Karen Jansen dari Henley Business School mengatakan penerapan empat hari kerja dan pengaturan kerja fleksibel secara historis telah dipandang secara khusus. Menurut dia, individu zaman sekarang adalah orang-orang yang mendorong pandangan lebih luas tentang fleksibilitas sebagai cara kerja yang lebih baik dan lebih cerdas.

Laporan Henley menyatakan bahwa hampir tiga perempat (73 persen) pengusaha khawatir tentang melakukan perubahan, sementara hampir setengah (45 persen) pekerja mengatakan khawatir dianggap sebagai pemalas.

"Meski demikian, mayoritas (72 persen) karyawan setuju bahwa empat hari kerja adalah proposisi yang menarik sekaligus menjadi pertimbangan untuk melamar pekerjaan," katanya.

Bulan lalu, hasil jajak pendapat 2.000 pekerja oleh YouGov juga menemukan bahwa mayoritas pekerja Inggris akan mendukung pekan kerja yang singkat. Survei yang dilakukan untuk situs Jobs mengungkapkan 74 persen pekerja percaya bahwa mereka dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dalam empat hari dengan standar yang sama dengan yang mereka lakukan dalam lima hari. Di kalangan generasi milenium, angkanya naik menjadi 79 persen.

Pawel Adrjan, ekonom Inggris, mengatakan durasi kerja akan memengaruhi antusiasme pekerja. Empat hari kerja bisa saja akan menjadi norma di Inggris.

"Tetapi gagasan itu masih menjadi wacana bagi para politikus, akademisi, dan bahkan beberapa pengusaha dalam 12 bulan terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement