Selasa 02 Jul 2019 16:08 WIB

Bakteri dari Feses Ditemukan dalam Air Kemasan Asal Malaysia

Apa dampak kesehatan minum air kemasan yang tercemar bakteri Pseudomonas aeruginosa?

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Air minum dalam botol.
Foto: Flickr
Air minum dalam botol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Air kemasan dalam botol merek Starfresh dan Malee Mineral Water asal Malaysia ditarik dari pasaran karena dinilai telah terkontaminasi bakteri Pseudomonas aeruginosa. Hal ini terungkap setelah Badan Pangan Singapura (Singapore Food Agency/SFA) melakukan identifikasi terhadap beberapa merek air kemasan dalam botol yang beredar di Singapura.

Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri pathogen oportunistik yang biasa ditemukan dalam feses, kotoran, dan tanah. Bakteri tersebut dapat berkembang biak dalam air dan pada bahan organik yang menyentuh air. Lalu apa dampak bagi peminum air yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut?

Dilansir Bussines Insider, Selasa (2/7) sebuah penelitian tahun 2000 yang diterbitkan di jurnal ilmiah internasional Nature menggambarkan bakteri oportunistik sebagai bakteri yang memanfaatkan sistem kekebalan tubuh seseorang yang lemah untuk mengganggu kesehatannya. Makalah ini mencatat bahwa bakteri ini sangat resisten terhadap antibiotik dan desinfektan umum yang biasanya dapat menghilangkan bakteri lingkungan.

Sebuah studi tahun 2014 juga menemukan bahwa bakteri itu sangat rentan tumbuh di air kemasan. Namun, lembar fakta yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang bakteri yang terbawa air mengatakan, air minum yang terkontaminasi bukanlah sumber utama infeksi untuk bakteri jenis ini.

"Meskipun Pseudomonas aeruginosa dapat signifikan dalam pengaturan tertentu seperti fasilitas perawatan kesehatan, tidak ada bukti bahwa penggunaan normal pasokan air minum adalah sumber infeksi pada populasi umum," kata WHO.

Akan tetapi, konsentrasi bakteri Pseudomonas aeruginosa yang tinggi dapat mengubah rasa, bau, dan membuat air keruh. Rute utama infeksinya, menurut WHO, adalah melalui jaringan dan luka yang rentan. Membersihkan lensa kontak dalam air yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan keratitis.

Namun demikian sebuah penelitian lain yang diterbitkan dalam “Ulasan Pencemaran Lingkungan dan Toksikologi” menemukan bahwa penyakit, seperti infeksi kulit, infeksi pernapasan dan gastritis (radang selaput perut) dapat muncul jika seseorang minum air yang terkontaminasi bakteri Pseudomonas aeruginosa kalau di saat yang bersamaan mengonsumsi antibiotik yang resisten terhadap bakteri itu.

Menurut konsultan kesehatan internasional EHA Group, bakteri Pseudomonas aeruginosa juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran kencing, sistem pernapasan, lambung, usus, jaringan lunak, dan bahkan tulang.

Makalah ketiga yang diterbitkan dalam jurnal "Ulasan Penyakit Menular" menemukan bahwa paparan bakteri Pseudomonas aeruginosa juga bisa mematikan bagi orang yang sakit kritis atau orang-orang yang tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Seperti pasien dengan luka bakar, leukemia, pneumonia, cystic fibrosis (suatu kondisi di mana lendir menyumbat paru-paru) atau kecanduan obat intravena. Bagi pasien ini, bakteri tersebut menyebabkan infeksi serius yang menyebabkan gagal jantung dan kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement