REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Figur publik Deddy Corbuzier termasuk penggemar olahraga, salah satunya angkat beban. Tentu menurut Deddy, tidak selalu aktivitas olahraga harus memakai pakaian khusus olahraga. Menurutnya, kenyamanan pakaian saat berolahraga akan mendukung performa.
"Tentu olahraga harus pakai baju olahraga, kalau misalnya judo pakai baju judo kan masuk akal, kalau saya juga berolahraga pilih pakaian yang nyaman," kata Deddy dalam acara testimoni UA RUSH Lab, Under Armour Indonesia di Jakarta, Kamis (27/6).
Pakaian olahraga yang menunjang, menurut Deddy amemang terbukti mampu membantu pergerakan yang lebih enak. Zaman skarang, baju olahraga juga bukan hanya bisa dipakai olahraga, melainkan pakaian kasual sehari-hari.
"Jadi saya suka kalau pakaiannya itu daily use buat saya sendiri," ujarnya.
Selain itu, teknologi dari pakaian juga dinilainya cukup penting. Misalnya, mentalis berusia 42 tahun ini favorit mengenakan pakaian olahraga dengan kemampuan menyerap keringat dan membuat pakaian lebih cepat kering. Artinya, bahan pakaian tertentu yang membuat tampilan tetap menarik, tidak harus terganggu dengan banyaknya keringat.
"Jadi saya pernah pakai dari bahan katun itu pas saya buka baju, keringat banjir, sementara kalau pakai dari bahan tertentu ya keringat saya terserap," tambahnya.
Bagi yang tidak terbiasa berolahraga, Deddy menambahkan, teknologi pada pakaian mungkin dianggap kurang penting. Tetapi bagi penggemar olahraga atau bahkan atlet, keunggulan pakaian yang dikenakan bisa berarti banyak untuk mendukung performa mereka menjadi lebih baik.
Merek pakaian olahraga asal Amerika Serikat, Under Armour meluncurkan jenis Rush and Recovery. Pakaian ini dirancang dengan terobosan baru yaitu teknologi celliant. Ini diciptakan untuk meningkatkan performa olahraga setidaknya sebesar 1 persen.
Syukri Azman, Product Trainer Under Armour South Asia mengatakan pakaian dilengkapi komposisi partikel aktif, yaitu berbagai jenis mineral yang dipecah-pecah. Manfaat mineral yang dipecah dan diekstrasi adalah untuk membuat daya tahan pakaian lebih lama. Karenanya fungsi dari teknologi pakaian tidak akan kedaluwarsa.
"Maksud dari meningkatkan 1 persen performa itu cara kerja pakaian seperti cermin, memantulkan energi kembali ke tubuh dan bermanfaat melancarkan peredaran darah hingga pernafasan lebih baik," ujarnya.
Syukri menambahkan pola produksi pakaian Under Armour bukan sekadar meluncurkan lalu disebar ke gerai-gerai, akan tetapi melalui pengembangan riset terlebih dulu sekaligus diujicoba para atlet ternama maupun mendapat izin dari Food and Drug Administration (FDA) AS. Under Armour saat ini memiliki kurang lebih 10 gerai di Indonesia.