REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang paling banyak memakan banyak korban. Ironinya belum ditemukan obat yang benar-benar bisa mengobati kanker ini.
Namun ilmuwan dari Public Health England, David Mesher menyatakan, vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) benar-benar berdampak besar dalam menghentikan infeksi dan mengurangi kasus kanker serviks secara signifikan dalam satu dekade terakhir.
Penelitian ini berdasar pada hasil analisis internasional yang mencakup 60 juta perempuan di negara-negara berpenghasilan tinggi.
"Kami melihat pengurangan infeksi HPV utama yang menyebabkan penyakit serviks, dan kami melihat pengurangan penyakit serviks," kata David Mesher, dilansir Malay Mail, Kamis (27/6).
Vaksin HPV pertama kali dilisensikan pada tahun 2007 dan sejak itu telah diadopsi di setidaknya 100 negara di seluruh dunia. Di negara-negara dengan program imunisasi HPV, vaksin biasanya ditawarkan kepada anak perempuan sebelum mereka baligh untuk melindungi terhadap kanker serviks dan kanker terkait HPV lainnya.
Peneliti lain Marc Brisson juga mengungkap bahwa vaksin HPV efektif mengurangi jumlah penderita kanker serviks. Brisson juga mengumpulkan data 60 juta orang selama delapan tahun dari 65 studi terpisah yang dilakukan di 14 negara dan mengumpulkannya untuk menilai dampak vaksin.
Tim Brisson menemukan bahwa dua tipe HPV yaitu HPV 16 dan HPV 18 mampu menurunkan kasus kanker serviks sebanyak 70 persen. Untuk itu dia mendesak pemerinta di berbagai negara untuk lebih aware untuk melakukan pencegahan dan memberikan vaksinasi kanker serviks.
"Hasil kami menunjukkan bahwa vaksin berfungsi. Jadi saya berharap di tahun-tahun mendatang kita akan melihat tingkat peningkatan vaksinasi HPV di negara-negara yang paling membutuhkannya," harap dia.