REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan pengaturan arus lalu lintas wisatawan ke kawasan Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, selama libur Lebaran 2019 perlu dievaluasi dan diperbaiki. Evaluasi diperlukan agar pengaturan arus wisata di Mangunan lebih baik ke depan.
"Menurut saya kebijakan pengaturan arus lalu lintas ke Mangunan itu ada miskomunikasi yang kemudian perlu dievaluasi dan diperbaiki," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo di Bantul, Kamis (27/6).
Pengaturan lalu lintas ke Mangunan Dlingo saat libur Lebaran yaitu bus besar tidak boleh naik lewat jalur Imogiri-Mangunan dan dialihkan melalui simpang Patuk. Tetapi dalam kenyataannya di simpang Patuk ke arah Mangunan dipasang pembatas.
Singgih mengatakan saat libur Lebaran pengelola kawasan wisata di Mangunan sudah mempersiapkan diri secara baik. Namun kemudian pengaturan arus lalu lintas di Imogiri untuk bus besar tidak bisa naik kecuali kendaraan kecil atau mobil pribadi dan bus besar dialihkan ke Patuk.
"Namun pada saat di Patuk ada road barier yang panjang yang pada saat mau putar balik (bus) kesulitan. Ini menjadi hambatan tersendiri. Tentu ini akan kita catat sebagai bahan evaluasi ke depan supaya dalam koordinasi persiapan libur Lebaran nanti tidak terjadi lagi atau diatur supaya lebih bagus lagi," katanya.
Dia melihat selama libur Lebaran yang bersamaan dengan libur sekolah arus wisata ke Mangunan Dlingo didominasi kendaraan kecil roda empat. Sementara bus besar sangat sedikit jumlahnya karena kebijakan pengaturan arus oleh institusi terkait.
"Artinya pada saat libur Lebaran itu lebih secara personal atau keluarga. Karena libur Lebaran bersamaan dengan libur panjang sekolah, ini kemudian menjadi rentetan libur panjang. Sekarang ini masih dirasakan di DIY lalu lintas masih padat," katanya.
Ketua Koperasi Noto Wono wisata Mangunan Dlingo, Purwo Harsono, mengatakan kunjungan wisatawan ke wisata Mangunan selama libur Lebaran 2019 menurun dibanding periode yang sama pada Lebaran 2018.
"Kalau dilihat kunjungan pada Lebaran tahun ini tidak seramai tahun lalu. Saya hitung ada penurunan sekitar 13 ribuan orang sejak hari pertama, kedua, dan ketiga Lebaran," kata Ipung, sapaan akrabnya, beberapa waktu lalu.
Beberapa objek wisata alam yang berada di bawah naungan Koperasi Noto Wono Mangunan adalah Bukit Pengger, Puncak Becici, dan Lintang Sewu. Selain itu ada pula kawasan hutan Pinus Asri, Pinus Sari, wisata alam Seribu Batu Songgolangit, dan bukit Pangguk Kediwung.
Menurut dia, penurunan kunjungan ke wisata Mangunan ini dikarenakan beberapa faktor. Tetapi dia lebih menekankan karena dampak rekayasa arus lalu lintas di simpang tiga Patuk Gunung Kidul sebagai jalur menuju Mangunan lewat Jalan Wonosari.
"Wisata alam di Mangunan ini baru dibuka pada 2015, sehingga banyak faktor. Tidak hanya rekayasa jalur selama Operasi Ketupat Progo, namun yang paling kelihatan dampaknya itu pengaturan arus di simpang Patuk," katanya.
Di simpang Patuk itu, menurutnya kendaraan yang dari bawah Jalan Wonosari Piyungan ketika sampai di simpang tidak boleh langsung belok ke kanan arah Mangunan. Namun kendaraan harus memutar setelah lurus ke timur kurang lebih satu kilometer.