Kamis 27 Jun 2019 02:10 WIB

Embun Es Dieng, Menawan Sekaligus Mengancam

Embun es di Dataran Tinggi Dieng merupakan fenomena di musim kemarau.

Pemburu Bunga Es Dieng. Pengunjung berada di kawasan Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (26/6/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Pemburu Bunga Es Dieng. Pengunjung berada di kawasan Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (26/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pesona keindahan Daratan Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah masih terus menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung. Pelancong semakin tertarik berkunjung lantaran ingin merasakan fenomena munculnya embun es di musim kemarau.

Embun yang membeku akibat suhu dingin mulai terlihat di sejumlah tempat seperti di meja-meja tempat berjualan, tanaman, dan hamparan rumput sekitar kompleks Candi Arjuna Dieng. Buliran embun es memantulkan panorama elok hingga menggoda wisatawan ke Dieng untuk berburu nuansa musim dingin bak salju di Eropa.

Baca Juga

Keelokan embun es Dieng biasa terjadi tiap tahun di kisaran Juni, Juli, dan Agustus atau puncak musim kemarau. Jika pada 2018 mulai terjadi di akhir Juli, tahun ini di pekan ketiga Juni 2019 sudah terlihat.

Wisatawan yang ingin melihat dan menikmati fenomena embun es biasanya sudah sejak pukul lima pagi mendatangi kompleks Candi Arjuna Dieng. Hanya saja, embun es tersebut tidak muncul tiap hari seperti pada Juni 2019 embun es terlihat sangat tebal berkisar 0,5 cm, demikian juga pada 18 Juni dan 25 Juni 2019, namun pada Rabu, 26 Juni 2019 embun es tak terlihat, hanya embun air.

"Biasanya karena angin kencang, embun es tidak muncul. Kemarin, Selasa (25/6) di meja tempat berjualan esnya tebal sekali, pagi ini hanya embun air," kata Elia Wulandari, warga setempat yang sudah empat tahun berjualan di kawasan Candi Arjuna ditemui Antara, Rabu dini hari.

photo
Wisatawan menikmati embun beku yang muncul akibat penurunan suhu hingga minus tujuh derajat celcius di kompleks Candi Arjuna, di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (25/6/2019).

Lian Hernawati, warga Depok, Jawa Barat yang datang bersama keluarga mengaku penasaran dengan embun es, hingga liburan keluarga yang seharusnya ke Yogyakarta digeser ke Dieng.

"Karena lihat di TV dan Facebook, jadinya penasaran ingin melihat langsung dan merasakan serunya hawa dingin Dieng," kata Lian yang datang ke Dieng dengan kendaraan pribadi dari Depok bersama suami dan dua anaknya.

Tidak sekadar embun es, sensasi hawa dingin Daratan Tinggi Dieng juga menyimpan daya tarik tinggi bagi wisatawan, termasuk Fawwazah yang ingin mencoba hawa dingin Dieng. Gadis berkerudung dengan penutup kepala dan syal warna pink yang ditemui di Kompleks Candi Arjuna Dieng Kulon mengaku senang bisa merasakan dinginnya Dieng yang mencapai 10 derajat Celcius pada Rabu (26/6) dini hari.

Hal yang sama diungkapkan oleh Irsyad, wisatawan dari Semarang, Jawa Tengah. Dia datang ke Dieng bersama keluarga lantaran ingin merasakan sensasi dingin.

"Saat saya ke Korea, bertepatan musim dingin, tetapi ternyata tidak sedingin di Dieng," kata Irsyad.

Tak hanya embun es yang dapat dinikmati pada dini hari, pesona Dieng juga makin menawan di malam hari dengan langitnya yang cerah dan wisatawan dimanjakan dengan taburan banyak bintang.

"Kalau di Semarang hanya ada satu-dua bintang, tapi di atas langit Dieng bisa penuh dengan bintang. Bagus banget, karena baru pertama kali bisa lihat bintang sebanyak ini," kata Irsyad.

Mi ongklok

Daya tarik embun es dan hawa dingin Dataran Tinggi Dieng menjadikan wisawatan dalam negeri dan luar negeri banyak yang berdatangan dan hal itu berbanding lurus dengan meningkatnya wisata kuliner Wonosobo. Ada beragam kuliner yang banyak dicicipi wisatawan, salah satunya mi ongklok lengkap dengan tiga tusuk sate ayam.

"Minya sama seperti mi kuning pada umumnya. Hanya saja, yang berbeda kuahnya yang beda. Jika biasanya mi seperti mi ayam kuahnya bening, mi ongklok kuahnya kental sekali. Rasanya enak dan unik. Pantas untuk dicoba," kata Bowo, wisatawan dari Jakarta.

Bertempat persis di pertigaan arah Candi Arjuna, tempat makan yang berjualan mi ongklok ini, tidak pernah sepi dari wisatawan. Tidak sedikit yang datang secara berombongan dengan menggunakan bus untuk menikmati mi ongklok dilengkapi dengan beragam menu minuman panas.

Embun es yang mengancam

Kendati membawa berkah bagi pedagang dan pemilik penginapan yang berada di Kawasan Daratan Tinggi Dieng, embun es ternyata menjadi ancaman bagi para petani.

"Kalau sudah turun embun es, para petani kentang sudah tidak berharap bisa panen," kata Romadhoni, warga Dieng Kulon sembari menunjukkan foto embun es yang menempel di tanaman dari telepon genggamnya.

Embun es bisa mematikan tanaman tertentu. Tanaman kentang dan carica mati karena embun es.

"Tanaman yang lain tidak terpengaruh," katanya.

Saat embun es menempel ke daun tanaman kentang dan carica pagi hari, kemudian siang hari terkena matahari, menjadikan daun tanaman kuning dan layu, berpotensi besar menjadi kering dan mati. Tanaman kentang adalah salah satu tanaman yang banyak ditanam petani di Kawasan Daratan Tinggi Dieng.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement