Rabu 26 Jun 2019 22:54 WIB

Pasien Diabetes dan Hipertensi Naik Setelah Lebaran

Rata-rata jumlah pasien selama rentang lima hari mencapai 1.000 orang per hari.

Pasien berobat ke dokter. (ilustrasi)
Foto: iStockPhoto
Pasien berobat ke dokter. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah pasien di rumah sakit meningkat 20 persen dari hari biasanya dengan penyakit yang mendominasi yakni diabetes (DM) dan hipertensi, seusai lebaran. Kepala Divisi Pengembangan RS Pelni, dokter Didid Winnetouw mengatakan, terjadi peningkatan jumlah pasien lima hari setelah Lebaran.

"Dari data base yang kami punya, terlihat ada pergerakan jumlah pasien, ada peningkatan tajam dari tanggal 10 sampai 15 Juni," kata Didid saat ditemui di Jakarta, Rabu (26/6).

Rata-rata jumlah pasien selama rentang lima hari tersebut mencapai 1.000 orang per hari. Jumlah pasien tertinggi pada tanggal 13 Juni, jumlahnya mencapai 1.356 orang.

Didid menyebutkan peningkatan jumlah pasien pasca-Lebaran tersebut kebanyakan rawat jalan sedangkan pasien rawat inap turun.

"Jenis penyakit yang mendominasi itu diabetes dan hipertensi, angka sekitar tiga sampai empat persen dari penyakit lainnya," kata Didid.

Meningkatnya jumlah pasien pasca-Lebaran terjadi hampir setiap tahun. Menurut Guru Besar bidang Keamanan Pangan dan Gizi, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Prof Ahmad Sulaeman karena kebiasaan buruk pola makan yang tidak terkontrol.

Ia mengatakan jika saat puasa pola makan lebih terjaga, konsumsi garam dan gula lebih sedikit sehingga lebih sehat untuk tubuh.

Selain karena pola makan buruk, faktor lain seperti kelelahan akibat mudik juga menjadi penyebab kesehatan pasca-Lebaran jadi terganggu

"Jadi setelah Lebaran itu, sakitnya bukan cuma diabet saja, hipertensi dan gangguan pencernaan juga," kata Sulaeman.

Untuk menjaga kondisi kesehatan tetap sehat pasca-Lebaran, menurut Sulaeman dapat dilakukan dengan menjaga pola makan. Tidak berlebihan mengkonsumsi segala jenis makanan.

Memperbanyak buah dan sayur juga baik untuk menjaga gula darah dalam tubuh. Jenis buah dan sayur juga tidak harus mahal bisa pepaya, semangka, nanas, dan pisang.

"Untuk sayur juga enggak harus brokoli, tidak perlu mahal, makan sayuran yang biasa ditanam di rumah juga bisa," kata Sulaeman.

Agar lebih sehat Sulaeman menyarankan untuk tidak mengonsumsi makanan pabrikan (bertepung), melainkan makanan yang proses sedang seperti rebus-rebusan. Ia mengatakan hasil penelitian baru-baru ini kebiasaan masyarakat Meranti mengonsumsi sagu sangat baik buat kesehatan.

"Rata-rata masyarakat Meranti itu kadar gulanya rendah normal, tidak ada yang tinggi," kata Sulaeman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement