Meniti karier hingga mencapai posisi tinggi merupakan sebuah prestasi membanggakan. Untuk mencapai tingkatan tersebut, pasti Anda harus menghadapi berbagai macam tantangan di setiap tahapannya.
Ditempa dengan ujian demi ujian terkait pekerjaan, bahkan mungkin saja hubungan dengan atasan, rekan kerja, dan lainnya. Ketika masih berstatus sebagai bawahan, pastinya Anda sering mendapat kritik dan masukan dari bos.
Ketika sudah berada di level pimpinan, tantangan pekerjaan semakin kompleks. Bisa dari klien atau rekan bisnis, atau justru datang dari anak buah. Tentu saja bawahan mempunyai penilaian masing-masing terhadap Anda. Apakah Anda termasuk bos yang bijaksana, adil, kharismatik, atau malah sebaliknya?
Bila Anda kerap ‘diserang’ dengan penilaian negatif dari anak buah, cobalah untuk evaluasi diri. Cari tahu penyebabnya, apakah ada perkataan, perilaku, maupun penerapan cara kerja yang salah dari Anda untuk tim atau anak buah Anda. Hal itu bisa juga dikomunikasikan dengan tim atau anak buah Anda untuk memperbaiki hubungan yang tidak beres tersebut. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan jawaban, sekaligus solusi dari permasalahan yang terjadi.
Namun jika sebagai atasan, Anda tetap mempertahankan ego bahwa semua yang Anda lakukan sudah benar tanpa memperdulikan tim, maka anak buah akan menganggap Anda bos yang payah. Dampak buruknya, Anda akan dibenci anak buah, tak lagi dihormati dan dihargai, cuek, dan pekerjaan yang dilakukan hanya sekadar menunaikan kewajiban.
Imbasnya juga akan mengarah pada kinerja Anda sebagai atasan, tim tidak solid, dan akhirnya pekerjaan berantakan. Bila anak buah Anda melakukan hal-hal berikut ini, berarti Anda dicap sebagai tipe bos yang buruk:
Baca Juga: Tips Lolos Wawancara Kerja untuk Posisi Software Engineer
1. Anak Buah Tak Peduli dengan Anda
Tak Peduli dengan Atasan
Saat di kantor, Anda hanya sedikit berinteraksi dengan anak buah? Atau bahkan tidak saling sapa karena anak buah seolah-olah tidak peduli dengan keberadaan Anda?
Kalau Anda mengalami hal di atas, bisa jadi itu salah satu pertanda anak buah tidak senang dengan Anda. Mereka justru acuh, diam, atau sibuk sendiri ketika Anda menghampiri mereka yang tengah asyik mengobrol saat jam istirahat. Mereka tak ingin Anda terlibat dalam obrolan mereka.
Lingkungan kerja yang sehat dapat terlihat dari kualitas hubungan anak buah dengan bos, maupun sesama rekan kerja. Jika dicuekin anak buah, Anda bisa instropeksi diri atau bicara dari hati ke hati dengan anak buah Anda, apa yang sebenarnya terjadi, apakah ada perlakuan buruk Anda kepada mereka.
2. Anak Buah Ogah Berkonsultasi dengan Anda
Tak Berkonsultasi dengan Atasan
Ketika sedang mengerjakan pekerjaan, baik secara tim maupun individu, terkadang ada saja kendala yang muncul. Dalam hal ini, biasanya anak buah akan berkonsultasi untuk meminta saran, solusi dari bos. Mereka juga akan menyampaikan progress pekerjaan kepada atasan. Kemudian atasan dapat memberi masukan agar hasil akhir sesuai dengan target.
Namun bila faktanya tidak ada satupun anak buah datang kepada Anda untuk sekadar memberi kabar atau berkonsultasi, coba pikirkan mengapa mereka tidak melakukan hal tersebut kepada Anda.
Mereka seolah tidak memerlukan Anda untuk berdiskusi karena mereka menganggap Anda tidak akan dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut. Mereka meragukan kemampuan Anda sebagai bos. Jadi, anak buah lebih memilih mencari cara sendiri dalam bekerja dan menuntaskan tugas mereka. Yang terpenting sesuai dengan target atasan dan perusahaan.
Baca Juga: Bikin Kartu Kuning Pencari Kerja Cuma 15 Menit, Begini Syarat dan Caranya
3. Cuek dengan Aturan
Cuek dengan Aturan
Peraturan dibuat untuk dipatuhi. Siapapun yang melanggar dan tidak memiliki alasan yang jelas pasti akan kena sanksi. Anak buah mematuhi aturan bukan hanya ingin jadi karyawan baik, tapi juga demi menghindari teguran dari bos.
Jika anak buah menilai Anda sebagai bos yang buruk, zalim, enggak banget deh, mungkin mereka akan patuh pada aturan karena tidak ingin berurusan dengan Anda. Tetapi di sisi lain, mereka yang benar-benar tidak menyukai Anda pasti masa bodoh dengan aturan yang ada, dan akhirnya melanggar.
Dikenakan sanksi, misal teguran maupun Surat Peringatan (SP), anak buah sudah tidak peduli. Mereka akan menganggap untuk apa bertahan kerja dengan bos yang buruk. Situasi akan menjadi buruk.
Dalam hal ini, Anda dapat melakukan pendekatan dengan anak buah untuk mencari tahu kenapa selalu melanggar aturan. Apakah ada masalah pribadi, atau masalah lain yang berkaitan dengan Anda. Tapi ingat, orang yang bersalah melanggar peraturan harus tetap mendapat hukuman yang berlaku.
Rangkul Anak Buah seperti Sahabat
Menjadi atasan, bukan harus ngebossy. Memerintah mengerjakan pekerjaan ini itu tanpa henti. Anak buah juga manusia yang butuh perhatian dari atasannya. Jadilah bos yang disukai anak buah, salah satunya dengan komunikatif serta terbuka. Tidak otoriter.
Anda selalu membuka pintu untuk anak buah yang ingin belajar dari Anda. Menerima kritik dari anak buah, tegas, konsisten, mampu membuat keputusan yang adil dan bijaksana, serta mampu menjadi teman saat anak buah membutuhkan Anda.
Dengan tipe dan gaya kepemimpinan seperti itu, anak buah pasti akan betah bekerja bersama Anda. Anda akan menjadi panutan buat mereka. Ingat, Anda tidak akan dapat mencapai posisi lebih tinggi tanpa kontribusi dari mereka.
Baca Juga: Malas Setelah Libur Panjang, Ini Tips Ampuh Bangkitkan Semangat