Kamis 20 Jun 2019 07:05 WIB

Asap Rokok Picu Pneumonia pada Balita

Asap rokok yang menempel di tubuh perokok sangat berbahaya.

Dokter memeriksa rontgent paru anak yang dicurigai pneumonia.
Foto: Baby Center
Dokter memeriksa rontgent paru anak yang dicurigai pneumonia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asap rokok yang melekat pada pakaian dan badan dapat memicu timbulnya penyakit pneumonia pada balita. "Pajanan asap rokok lebih membahayakan anak dari pada orang dewasa," ujar praktisi kesehatan anak Achmad Rafli, Rabu (19/5).

Penelitian terbaru dari beberapa dokter anak menunjukkan balita dapat menjadi perokok pasif yang mengakibatkan sering sekali mengalami batuk, pilek berulang akibat terpapar racun rokok. "Ini yang perlu kita edukasi untuk orang tua, bukan asap yang keluar dari mulut perokok yang berbahaya, tetapi asap rokok yang menempel di tubuh perokok itu yang sangat berbahaya, ujar Achmad.

Baca Juga

Menurut dia, pneumonia pada balita dan dewasa berbeda. Pada balita konsepnya infeksi pada saluran nafas atas atau bawah akan berhubungan, terlebih infeksi pada jalur alveoli dan bronceolus.

Penyebabnya juga pada balita tersebut gizinya buruk dan penyakit jantung bawaan pada orang tuanya. Pneumonia merupakan infeksi paru-paru yang disebabkan bakteri, jamur, dan virus.

Pneumonia sering disebut juga sebagai penyakit multifaktorial yang mengakibatkan sesak hingga kematian pada balita. Achmad menjelaskan gejala yang paling mudah ditemui pada balita yang terkena pnemonia ringan, yakni sesak nafas atau gangguan dalam pengambilan oksigen dari paru-paru hingga demam.

Achmad menyarankan orang tua yang menemukan balitanya mengalami gejala pneumonia, jangan diberikan obat-obatan tradisional atau obat herbal. Longgarkan pakaian anak agar dapat bernafas lega. Jangan berikan obat-obatan yang diminum melalui mulut karena balita dapat tersedak.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat penyakit pneumonia pada balita menduduki peringkat kedua sebagai penyakit menular setelah diare. Tahun 2018 tercatat 42.305 balita ditemukan dan ditangani dengan diagnosis pneumonia. Prosentasenya sebesar 95,53 persen dari 44.285 balita yang diperkirakan sebagai penderita yang tersebar di enam kabupaten/kota.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement