REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Seseorang yang pergi ke supermarket atau toko serba ada (konbini) Jepang pasti akan mudah menemukan ruang pendingin khusus untuk bento. Bento adalah kotak makan siang Jepang yang ada di mana-mana.
Beberapa bento berisi nasi dengan tori katsu (ayam goreng tepung roti). Yang lain menawarkan yakisoba atau mie goreng.
Bento selalu memiliki kompartemen yang lebih kecil untuk menaruh acar dan bumbu. Ini semakin menjadikan makanan porsi tunggal tersebut terasa lengkap saat berpergian.
Bento bisa dinikmati di kantor, untuk piknik di taman, atau bahkan di kereta (ekiben). Opsi terakhir itu membuka kemungkinan penambahan kekayaan kuliner Jepang.
Ekiben terdiri dari kata 'eki' yang merujuk ke stasiun kereta api dan 'ben' yang berarti versi singkat dari bento. Seperti yang dilansir dari Malay Mail, Sabtu (15/6), versi pertama dari ekiben mungkin adalah onigiri yang dijual di Stasiun Utsunomiya pada 1885. Onigiri dibungkus dengan daun bambu muda dan memiliki harga terjangkau untuk pelancong yang lapar.
Tiga tahun kemudian, ekiben beras yang lebih lengkap dengan lauk dijual di Stasiun Himeji, kemudian praktiknya segera menyebar ke stasiun kereta api lain dan daerah di Jepang. Saat ini, sebagian besar stasiun kereta api di Negeri Sakura memiliki kios dan toko yang menjual berbagai jenis ekiben yang disiapkan segar setiap hari.
Untuk perjalanan jarak jauh, ekiben sering dijual di kereta seperti Shinkansen. Biasanya ada dua jenis ekiben, pertama, ekiben standar atau makunouchi bento yang dapat ditemukan di mana-mana dan berisi nasi, daging, kue ikan, acar, dan lauk umum lainnya. Nama makunouchi bento berarti kotak makan siang di antara aksi dan merupakan peninggalan sejak saat bento dijual selama selingan pertunjukan teater kabuki.
Kedua, ekiben yang lebih regional dan berbeda dari satu prefektur ke prefektur lainnya, bahkan dari satu kota ke kota lainnya. Idenya adalah memakan sesuatu yang asli dari tempat berpergian.
Penggemar manga atau komik Jepang mungkin akrab dengan ekiben hitori tabi oleh Hayase Jun. Cerita ini menampilkan seorang pria paruh baya bernama Daisuke yang melakukan perjalanan di seluruh jepang dengan kereta dan mencoba ekiben khusus masing-masing daerah.
Meskipun akan sulit dibayangkan, tetapi setiap wilayah di Jepang memang memiliki ekiben sendiri yang terbuat dari bahan khas lokal (tokusanhin). Hiroshima dikenal dengan anago-meshi, belut lemak yang dimasak dengan saus khusus dan dihiasi dengan tulang belut goreng.
Kagoshima memiliki ekiben berisi steak daging sapi yang diasinkan dan soboro (daging cincang rebus bumbu shoyu). Di Stasiun Wakkanai Hokkaido, seseorang dapat menikmati sanpo-meshi atau uni (landak laut), zuwagani (kepiting salju), dan ikura (telur salmon).
Stasiun Mori terkenal dengan ikameshi atau cumi-cumi yang diisi dengan nasi. Pecinta kerang akan senang dengan hotate-ekiben dari Hakodate.
Beberapa ekiben memiliki penawaran waktu terbatas yang toodak terlalu berkaitan dengan asal-usul bahan dan lebih banyak dengan budaya pop. Contohnya, ekiben bertema Hello Kitty yang eksklusif untuk Stasiun Okayama dan dapat dinikmati di Shinkansen Hello Kitty.