Kamis 13 Jun 2019 09:53 WIB

Generasi Tua Bergantung pada Milenial Gunakan Teknologi

Generasi berusia 55-an ke atas mengalami kesulitan menghadapi tantangan teknologi

Smartphone/ponsel yang digunakan remaja. Ilustrasi
Foto: LA Times
Smartphone/ponsel yang digunakan remaja. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi telah mengubah cara kita dalam menjalani hidup, bahkan lebih dari sekadar penambahan biaya finansial. Sebuah survei terbaru Kaspersky menemukan lebih dari sepertiga (35%) orang-orang yang berusia 55-an ke atas mengalami kesulitan dalam menghadapi tantangan teknologi jika tidak dibantu oleh anak-anak mereka.

Akibat inilah anak-anaknya secara otomatis dianggap sebagai anggota paling muda di keluarga yang berkewajiban untuk mendukung segala jenis hal teknis tentang teknologi. Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya beberapa permintaan seperti “Bisakah kamu membantu untuk memperbaiki internet?”, ”Bisakah kamu memberitahu cara mengunggah ke cloud?”, atau “Bisakah kamu cek seberapa aman aplikasi perbankan daring saya?”.

Baca Juga

Saat generasi muda mengumpulkan segala usaha untuk membeli rumah, memiliki anak, dan memajukan karir, tuntutan dari anggota keluarga yang kewalahan terhadap teknologi dan permintaan konsultasi gratis terkadang melewati batas terlalu jauh. Lebih dari setengah milenial (55%) merasa berkewajiban untuk memberikan dukungan teknis sesuai permintaan kerabat yang lebih tua.

Seperempat milenial (25%) mengatakan bahwa mereka secara aktif menghindari anggota keluarga yang mereka pikir akan meminta bantuan. Setengah (52%) orang yang berusia 55 tahun ke atas mengaku mereka tidak memiliki pengetahuan tentang teknologi. Empat dari sepuluh (41%) akan menelepon anak-anak mereka atau anggota keluarga muda lainnya untuk mendapatkan dukungan TI jarak jauh.

Sebesar 18 persen kehilangan dukungan teknis anak-anak mereka, melebihi perusahaan kehilangan mereka (si orang tua) saat mereka tidak di kantor. Demi memenuhi kebutuhan mereka dalam mendapatkan bantuan teknologi, 15 persen dari orang-orang yang berusia 55 ke atas bahkan menyuap anggota keluarga yang lebih muda ini untuk dukungan.

“Tidak semua orang tumbuh dengan teknologi. Karena itu generasi yang lebih tua mungkin merasa tidak nyaman menggunakannya layaknya milenial atau mereka yang ahli dalam teknologi," kata Alexander Moiseev, Chief Business Officer Kaspersky dalam keterangan resminya.

Ketergantungan yang berlebihan pada kaum milenial untuk menjadi pahlawan dalam dukungan teknologi bahkan memengaruhi hubungan keluarga hingga kebiasaan mereka dalam memberikan hadiah. Hampir sepertiga (30%) menghindari membeli hadiah berupa teknologi kepada anggota keluarga yang lebih tua karena tahu bahwa merekalah yang akan diharuskan untuk mengaturnya.

Hasil itu didapat dari sebuah survei daring terhadap 11 ribu konsumen dari 13 negara dengan kuota perwakilan nasional untuk setiap kelompok dari jenis kelamin, usia, dan wilayah. “Kemajuan dramatis teknologi mulai dari dalam mobil, kantor, dan lingkungan sosial telah menantang semua generasi untuk terus belajar cara memanfaatkannya," jelas Kathleen Saxton yang merupakan psikoterapis.

Mereka yang berada di paruh kedua kehidupan menemukan perubahan yang luar biasa dan sering kali takut ditipu, diekspos atau ketakutan akan menjadi target dari perubahan luar biasa tersebut. Menurut Saxton, sering kali mileniallah yang terpaksa datang untuk menyelamatkan. Dipersenjatai dengan pengetahuan, milenial dianggap tidak memiliki masalah berarti dalam teknologi dan sedikit lebih terikat pada inner Bill Gates.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement