REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Gelombang tinggi di sepanjang pantai selatan di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengubah Pantai Baron menjadi tempat bersih dan ramah bagi wisatawan. Para wisatawan dapat bermain air tanpa harus ke ke bibir pantai.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunung Kidul, Marjono, mengatakan pasir yang sebelumnya hanyut ke tengah saat gelombang tinggi pada 2018 kembali ke tempat semula. Alisan bawah tanah Pantai Baron yang mencapai tiga sampai empat meter menjadi satu hingga satu setengah meter sehingga cocok untuk bermain air.
"Kawasan pantai yang sebelumnya batuan karang akibat abrasi kembali tertutup pasir. Terutama di kawasan pantai yang berpasir putih kembali bersih dan pasirnya semakin luas," kata Marjono pada Kamis (13/6).
Menurut dia, gelombang tinggi dari Selasa (11/6) hingga Rabu (12/6) menyebabkan pasir dari tengah laut terbawa ke pinggiran. "Gelomang tinggi tahun ini berdampak positif dan negatif. Dampak positifnya kawasan Pantai Baron berubah menjadi sangat indah dan ramah bagi wisatawan. Dampak negatifnya, nelayan tidak bisa melaut sehingga mereka tidak ada pendapatan," kata Marjono.
Dia mengatakan tinggi gelombang pada Kamis ini sekitar 14 kaki atau sekitar 3,5 meter. Namun gelombang tergolong landai karena puncak ketinggian gelombang ada di tengah. Pengunjung yang hari ini memadati Pantai Baron pun bisa bebas bermain di sekitar sungai karena kedalamannya sekarang hanya sekitar satu meter untuk sebelah timur. Sementara sisi barat masih agak dalam.
Sampai saat ini, nelayan masih belum melaut dan kemungkinan Jumat (14/6) sudah ada beberapa yang berangkat. "Kami sudah menginformasikan kepada nelayan, pedagang, dan wisatawan untuk waspada terkait gelombang tinggi. Sejumlah lapak pedagang dan kapal nelayan pun sudah dievakuasi ke lokasi yang aman," katanya.
Marjono mengungkapkan dampak dari gelombang tinggi menyebabkan empat kapal yang mengalami rusak ringan akibat hantaman gelombang. Petugas SAR juga memasang rambu dan terus memberikan peringatan kepada pengunjung.
"Fenomena ini tahunan, jadi kami sudah mengantisipasi sejak dua hari lalu dengan memberikan peringatan kepada nelayan dan pedagang," ucapnya.
Sebelumnya, Bendahara Kelompok Nelayan Mina Samudra Pantai Baron, Sarno, mengatakan sejak gelombang tinggi di pantai selatan, sekitar 230 nelayan yang berada di Pantai Baron tidak melaut. "Selama tidak melaut, nelayan saat memilih untuk fokus memperbaiki alat tangkap atau kegiatan lainnya," katanya.