Ahad 09 Jun 2019 16:02 WIB

Berani Katakan tidak Jika Anak Minta Gawai

Orang tua diimbau berani katakan tidak saat anak, terutama balita, minta gawai.

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Anak bermain dengan gawai.
Foto: Flickr
Anak bermain dengan gawai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak meminta orang tua berani mengatakan tidak saat anak meminta gawai.

“Orang tua harus berani mengatakan tidak pada pemberian gawai, khususnya pada anak-anak berusia di bawah lima tahun,” kata Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait kepada Republika.co.id, Ahad (9/6).

Dia menyarankan orang tua harus mendorong anak melakukan aktivitas lain, seperti bermain di luar ruangan, baik sendiri maupun bersama teman. Dengan itu, ketika anak sampai di rumah, dia tidak mengingat gawai karena lelah.

“Itu salah satu, tak menjawab keseluruhan, itu salah satu mengalihkan dari gawai,” ujar dia.

Menurut Arist, lebih baik membiarkan anak menangis dan menjerit daripada memberikan gawai. Sebab, dia menegaskan, tidak ada korelasinya memberikan gawai untuk kepentingan anak.

Arist mengatakan pemberian gawai hanya kesenangan sesaat yang merugikan anak tersebut, misalnya, radiasi, sesak, keseimbangan motorik menurun. “Itu salah satu alasan untuk berani mengatakan tidak, meskipun anak mengamuk,” kata dia.

Arist mengatakan orang tua lebih baik membiarkan anak-anak bermain hujan-hujanan, gedrik/ingklik, pasir, dan lain-lain. Menurut Arist, memberi pengertian pada anak tidak menjawab persoalan darurat gawai. Karena itu, orang tua harus pintar mengalihkan perhatian anak.

“Harus cara-cara seperti itu, tak ada tips sempurna, karena itu merupakan tandu,” kata dia.

Selain itu, dia meminta orang tua tidak permisif memberi gawai, ketika tidak mau diganggu. Sebab, ketika anak sudah adiktif dengan gawai, maka mereka menolak permainan lainnya. “Memberi gawai supaya anak diam, justru merusak anak itu,” ujar Arist.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement