REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjadi pendamping pria di pernikahan pesepakbola Jerman, Mesut Ozil pada Jumat (7/6). Ozil, yang ada garis keturunan Turki, memicu kehebohan ketika ia berpose di foto dengan Erdogan sebelum Piala Dunia tahun lalu.
Dia kemudian keluar dari timnas sepak bola Jerman, dengan alasan rasisme. Dilansir di BBC, Sabtu (8/6) disebutkan, gelandang Arsenal berusia 30 tahun itu menikahi tunangannya, mantan miss Turki Amine Gulse, di sebuah hotel mewah di tepi Bosphorus. Pasangan ini mulai berkencan pada 2017, dan mengumumkan pertunangan mereka pada bulan Juni 2018.
Ozil telah mengumumkan pada Maret tahun ini bahwa dia telah meminta Erdogan untuk menjadi pendampingnya - yang sekali lagi, memicu kecaman di negara asalnya. Helge Braun, kepala staf Kanselir Jerman Angela Merkel, mengatakan kepada surat kabar Jerman pada saat itu bahwa pilihan Ozil "membuat sedih", mengingat reaksi pertemuannya dengan presiden Turki tahun lalu.
Erdogan sementara itu dilaporkan sering menghadiri pernikahan selebriti di Turki, terutama selama kampanye pemilihan. Kehadirannya di pernikahan Ozil terjadi menjelang pemilihan ulang walikota di Istanbul. Hasil sebelumnya - yang membuat kandidat yang diusung partainya AKP kalah tipis - dibatalkan, memicu kecaman internasional.
Ozil yang merupakan keturunan Turki-Jerman generasi ketiga ini lahir di Gelsenkirchen dan merupakan anggota kunci dari tim pemenang negaranya pada Piala Dunia 2014. Dia telah bertanding sebanyak 92 pertandingan dan penggemar telah memilihnya sebagai pemain tim nasional tahun ini sebanyak lima kali sejak 2011.
Namun pada Mei tahun lalu Ozil memicu kontroversi nasional ketika ia berpose bersama pemimpin Turki menjelang Piala Dunia 2018 di Rusia, mendorong beberapa pertanyaan di Jerman tentang di mana kesetiaannya berada.
Kritik memburuk setelah tim Jerman yang merupakan juara bertahan, tersingkir di babak pertama. Setelah kekalahan yang memalukan, Ozil memposting pernyataan panjang yang mengumumkan pengunduran dirinya dari tim nasional Jerman.
Dia mengatakan dia telah menerima surat kebencian dan ancaman dan dia disalahkan atas Piala Dunia Jerman yang mengecewakan di Rusia musim panas ini. "Saya orang Jerman ketika kami menang, tetapi saya seorang imigran saat kami kalah," kata Ozil. Dia menambahkan meskipun sejarahnya yang sukses bersama tim, cara dia diperlakukan membuatnya tidak lagi ingin memakai baju tim nasional Jerman.