Sabtu 08 Jun 2019 00:11 WIB

Gandulan Culinary Center, Pusat Kuliner yang Terlupakan

Pedagang harap popularitas GCC dapat kembali naik seperti saat diresmikan.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kondisi pusat kuliner di Pemalang, Gandulan Culinary Center (GCC),  Kamis (6/6). Meski sudah memasuki arus mudik dan balik, pusat kuliner ini  tetap sepi pengunjung.
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Kondisi pusat kuliner di Pemalang, Gandulan Culinary Center (GCC), Kamis (6/6). Meski sudah memasuki arus mudik dan balik, pusat kuliner ini tetap sepi pengunjung.

REPUBLIKA.CO.ID, PEMALANG -- Waktu sudah memasuki jam makan siang di Pemalang. Tapi, pusat kuliner Gandulan Culinary Center (GCC) masih tampak lengang, Kamis (6/6). Sebagian besar bangku dari kayu yang disediakan untuk pengunjung terlihat kosong.

Tidak hanya pengunjung, kios penjual juga memiliki kondisi yang sama. Setidaknya, terdapat 35 kios yang dapat digunakan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menjajakan dagangannya. Tapi, saat itu, tidak lebih dari lima kios yang siap menyambut pengunjung.

GCC sendiri merupakan salah satu tempat kuliner yang diandalkan di Kabupaten Pemalang. Lokasinya yang berada di pintu keluar Gerbang Tol (GT) Pemalang/ Comal membuat GCC memiliki nilai strategis. Khususnya setiap arus mudik maupun balik Lebaran.

Tapi, popularitas GCC justru mengalami penurunan. Tidak sedikit penjual yang ‘tahan’ dengan kondisi tersebut dan memilih untuk tutup. "Kalau dipaksa, rugi materi dan tenaga," tutur salah seorang pedagang yang masih bertahan, Tri (31 tahun), kepada Republika.

Tri sendiri tidak mengetahui alasan pengunjung GCC tidak mengalami kenaikan secara signifikan di Lebaran tahun ini. Kemungkinannya, tidak sedikit pemudik yang memilih keluar di GT Pemalang/ Comal. Selain itu, pemudik yang melintasi jalur Pantura semakin sedikit.

Dibanding dengan arus mudik tahun lalu, Tri mengakui, tidak ada kenaikan pendapatan secara signifikan dari pemudik. Ia justru mendapat pemasukan lebih dari pesanan para pegawai Rumah Sakit Umum Siaga Medika Pemalang ataupun melalui pesanan antar.

Setiap harinya, Tri bisa menerima pesanan 10 hingga 20 porsi dari pegawai rumah sakit. Sedangkan, dari pemudik sendiri tidak sampai 10 porsi. "Paling banyak cireng isi jamur dan mi instan, sama kopi," ucap laki-laki yang tinggal tidak jauh dari GCC tersebut.

Tapi, Tri tetap berharap, popularitas GCC dapat kembali naik seperti saat pertama kali diresmikan pada dua tahun lalu. Sebab, akan banyak pengusaha kecil sepertinya yang merasa terbantu dengan kehadiran pusat kuliner di jalur Pantura ini.

Tidak hanya pedagang makanan dan minuman, GCC juga menyediakan delapan unit toilet dan satu unit musholla. Masih berada di deretan kafe, terdapat satu unit kios milik Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah yang menjajakan produk kerajinan tangan.

Salah satu keunggulan yang dimiliki GCC adalah ketersediaan taman serta area bermain untuk anak-anak. Fasilitas ini juga yang menjadi daya tarik bagi pemudik asal Jakarta, Riko (34 tahun) dan keluarganya, untuk mampir ke GCC.

Riko menjelaskan, tidak banyak pusat kuliner yang memberikan fasilitas tempat bermain anak. "Area parkirnya juga lumayan luas," ujar Riko yang berencana pergi ke rumah orang tuanya di Pekalongan, tersebut.

Riko sendiri mampir ke GCC karena 'tidak sengaja" melihat keberadaan pusat kuliner ini saat sedang mengisi bensin di SPBU Jalan Lingkar Luar Pemalang. Karena sudah waktunya makan siang sekaligus ingin beristirahat, ia memutuskan untuk singgah di GCC.

Melihat kondisi GCC yang sepi, Riko berharap agar pemerintah daerah setempat dapat membantu meningkatkan popularitas area tersebut. Misal, dengan mempromosikannya melalui media sosial. "Soalnya, banyak yang belum tahu tentang GCC ini," tuturnya.

Cara lain yang dianjurkan Riko adalah mengadakan acara untuk anak muda di GCC. Contohnya, acara musik yang mengundang musisi lokal sehingga mampu menarik perhatian generasi milenial di sekitar Pemalang.

GCC sendiri menawarkan konsep food court yang menawarkan berbagai menu makanan. Dari nasi grombyang, bakmi jawa hingga ayam goreng penyet tersedia di pusat kuliner ini. Aneka minuman segar dan kopi juga ditawarkan di kios-kios yang sayangnya kini sudah tutup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement