Jumat 07 Jun 2019 02:35 WIB

Kulit Kakao Bisa Jadi Pelembap

Kulit kakao memiliki kandungan air yang tinggi mencapai 85 persen.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Lomaca, pelembap kulit berbahan dasar kulit kakao yang  dikembangkan sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.
Foto: UNY
Lomaca, pelembap kulit berbahan dasar kulit kakao yang dikembangkan sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Indonesia yang berada di daerah tropis banyak hasilkan tanaman hasil pertanian seperti kakao. Sayangnya, limbah organik kakao selama ini belum banyak dimanfaatkan.

Selama ini, masyarakat biasanya hanya memanfaatkan kulit kakao sebagai pakan ternak dan pupuk kompos. Padahal, dengan sedikit inovasi, kulit kakao memiliki begitu banyak manfaat.

Baca Juga

Dari sini, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) terinspirasi. Mereka mengubah kulit kakao jadi pelembap kulit yang lebih efisien dan bernilai ekonomi tinggi.

Jamaluddin Siregar dari Prodi Matematika, Wahyuni Eka Maryati Prodi Pendidikan Matematika, Yuliari Suprihatin dan Zamhariroh Marsa Prodi Kimia, dan Kharisma Nanda Prodi D3 Akuntansi.

Jamaluddin mengatakan, kulit kakao memiliki kandungan air yang tinggi mencapai 85 persen. Ada pula lemak 11,80 persen, BETN 34,90 persen dan polifenol.

"Polifenol dalam kakao dapat memperlambat penuaan dini dan melancarkan peredaran darah," kata Jamaluddin.

Wahyu menjelaskan, dalam suhu udara yang panas kulit cenderung kering dan hitam karena terpapar sinar matahari. Karenanya, penggunaan kosmetik yang berfungsi merawat kulit sangat perlu.

Banyak masyarakat, khususnya wanita, yang ingin tetap terlihat cantik dengan kulit bersih, lembut dan putih. Salah satu yang dilakukan biasanya menggunakan pelembah kulit.

"Kami membuat pelembap dari kulit kakao yang diberi nama Lomaca, yang merupakan kepanjangan dari Lotion Theobroma Cacao L," ujar Wahyuni.

Yuliani menerangkan, pembuatan Lomaca itu terdiri dari dua tahap. Mulai membuat ekstrak kulit kakao, dengan merendamnya ke etanol lalu ditutup alumunimium foil selama tiga hari.

Kemudian, disaring dan menghasilkan ampas satu dan filtrat satu. Ampas satu diberi etanol lalu ditutup alumunimum foil selama dua hari, disaring dan menghasilkan ampas dua dan filtrat dua.

Filtrat satu dan dua dicampur dalam suhu 40 derajat celcius jadi ekstrak kental. Pembuatan pelembap terdiri dari campuran ekstrak kakao, lemak kakao, minyak zaitun, setil alkohol dan bahan lain.

Semua dipanaskan dalam pemanas air hingga lemak meleleh. Campuran lalu dikocok sampai homogen dan didinginkan dalam suhu ruang, lalu setelah dingin ditambahkan zakat pengawet atau polifenol.

"Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan 2019," kata Yuliani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement