REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Tiket pesawat yang mahal sejak akhir 2018 hingga akhir Mei 2019 ternyata mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara ke Maluku.
"Sangat berpengaruh, bahkan pada kurun waktu tertentu bisa anjlok hingga 50 persen," kata Kepala Dinas Pariwisata Maluku, Habiba Saimima, di Ambon, baru-baru ini.
Dinas Pariwisata Provinsi Maluku menargetkan 20.877 kunjungan wisatawan mancanegara di Maluku pada 2019 ini, sedangkan, wisatawan nusantara sebanyak 125.589 orang. Dia mengakui, mahalnya harga tiket pesawat juga mempengaruhi target kunjungan wisatawan mancanegara ke Maluku pada 2018 sebanyak 25 ribu orang hanya terealisasi 18.979 orang.
Sedangkan, untuk wisatawan nusantara dari target 150 ribu orang, ternyata hanya terealisasi 116.898 orang
"Kami bersyukur karena devisa pariwisata Maluku pada 2018 terealisasi Rp 213,89 miliar, meningkat dibandingkan 2017 yang hanya Rp 203,70 miliar," ujar Habiba.
Untuk itu, Dinas Pariwisata Maluku memanfaatkan berbagai ajang, baik lokal, nasional maupun internasional untuk mengintensifkan promosi aneka pesona wisata di daerah ini untuk menjaring Wisman maupun Wisnu.
Dia merujuk, Pemerintah provinsi (Pemprov) Maluku akan mengikuti pameran selam yang diselenggarakan di Guangzhou, Cina dijadwalkan pada 28 - 30 Juni 2019.
Tujuan mengikuti pameran internasional tersebut adalah mempromosikan spot - spot selam di Maluku, sekaligus menjaring wisatawan asal Cina berkunjung ke daerah ini.
"Kami berusaha menjaring wisatawan asal Cina yang berkunjung ke Sulawesi Utara dengan memanfaatkan penerbangan langsung Tiongkok - Manado, setiap tiga kali sepekan," tandas Habiba.