Kamis 30 May 2019 07:26 WIB

Silaturahim Lebaran Jangan Lupakan Istirahat dan Gizi Anak

Jangan sampai silaturahim Lebaran membuat orang tua abaikan waktu istirahat anak

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi Lebaran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi Lebaran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat tiba momen lebaran, kebutuhan dan kondisi fisik si kecil perlu dijaga agar tidak kelelahan yang bisa berujung sakit. Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Margareta Komalasari mengingatkan agar orang tua memperhatikan jadwal tidur si kecil.

Saat waktunya tidur siang, orang tua sebaiknya tidak melakukan aktivitas atau tetap berkeliling silaturahim. Biarkan anak tidur dengan nyaman agar ia bisa memulihkan tubuhnya.

Baca Juga

"Orang tua sebaiknya menyesuaikan dulu dengan aktivitas dan rutinitas anak sehari-hari," kata dokter Margareta saat dihubungi Republika beberapa waktu lalu.

Selain jadwal tidur, asupan makan anak pun harus diperhatikan. Menurutnya, anak harus makan tepat waktu atau sesuai jadwal mereka. Pemenuhan nutrisi anak juga harus tetap dijaga supaya daya tahan tubuh si kecil baik dan tidak mudah sakit.

 

Berikan si kecil asupan makanan yang sehat dan seimbang. Jika ia masih hanya disusui, berikan ASI atau susui si kecil secara rutin. Selain itu, pastikan ibu juga memperhatikan pola makan dan menyusui agar ASI tetap lancar dan melimpah.

Bagi anak yang sudah diberi makanan pendamping ASI (MPASI), ibu bisa menyiapkan atau membuat makanan yang lebih praktis. Di momen Lebaran, biasanya kita sibuk untuk bersilaturahim dan memiliki waktu yang terbatas untuk membuat makanan bayi/batita.

Jika tidak memungkinkan untuk memasak, Margareta menyarankan agar si kecil diberi makanan berupa commercial food atau makanan instan untuk sementara waktu. Sebaiknya perhatikan makanan anak yang seimbang. Anak juga bisa diberi buah-buahan sebagai selingan.

Saat Lebaran, biasanya beragam hidangan tersedia mulai dari kue, permen, cokelat, hingga berbagai jenis minuman. Sebaiknya hindari anak untuk mengonsumsi makanan seperti permen, cokelat dan minuman bersoda.

Margareta menuturkan beberapa anak yang sensitif dapat batuk lantaran memakan makanan yang mengandung kadar gula tinggi dan soda tersebut. Selain itu, makanan yang sebaiknya dihindari si kecil seperti halnya makanan yang mengandung pengawet atau MSG, junk food (makanan rendah gizi), dan gula-gula.

Lebaran memang tidak lengkap tanpa keliling silaturahim ke rumah keluarga dan tetangga. Tak jarang, si kecil disentuh atau digendong saat bertemu mereka. Masalahnya, mereka belum tentu tidak membawa kuman atau penyakit kepada sang anak. Apalagi, jika orang bersangkutan memang tengah sakit.

Untuk menghindari anak terpapar penyakit, Margareta menyarankan agar orang tua sebisa mungkin menghindarkan anak dari orang dewasa yang sedang sakit. Terkadang, orang tua merasa dilema karena sungkan untuk melarang. Untuk itu, dokter menyarankan agar si kecil diperkuat asupan makan dan istirahatnya. Dengan demikian mereka memiliki daya tahan tubuh yang kuat dan tidak mudah tertular penyakit.

Jika si kecil disentuh, kita bisa segera membersihkan wajah atau bagian badannya dengan tisu basah. Tisu basah juga penting dibawa untuk membersihkan popok anak saat di perjalanan atau pun saat kita kesulitan membersihkan anak dengan air.

"Bagi para orang tua yang membawa bayi/batita, tetap perhatikan asupan makan dan minum serta jadwal tidur dan istirahat. Kalau anak cukup makan dan tidur maka dia tidak mudah rewel dan kuat. Makanan yang tidak diperkenankan bagi anak-anak seperti soda sebaiknya tidak diberikan," tambahnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement