Rabu 29 May 2019 17:11 WIB

Sebelum Mudik, Konsultasikan Masalah Kesehatan Terlebih Dulu

Agar kesehatan tetap terjaga, persiapkan diri sebelum berangkat mudik.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien berkonsultasi dengan dokter di Masjid Lautze, Jakarta, Selasa (14/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pasien berkonsultasi dengan dokter di Masjid Lautze, Jakarta, Selasa (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat mudik atau berlibur, ada saja penyakit yang mungkin mengusik. Mulai dari mabuk perjalanan, diare, sembelit, trauma, sampai cedera.

Setiap orang sebaiknya mengetahui bagaimana penanganan pertama yang tepat pada setiap kasus trauma ataupun keluhan medis lainnya yang mungkin terjadi pada saat liburan. Menurut dokter umum dan Kepala Unit Emergency RS Pondok Indah dr Felix Samuel MKes, mencegah lebih baik daripada mengobati.

Baca Juga

"Oleh karena itu, sebelum menjalani liburan, sebaiknya lakukan pemeriksaan kesehatan dengan dokter terkait dan lakukan vaksinasi jika diperlukan," ujarnya di sela Media Trip yang diselenggarakan RSPI, belum lama ini.

Sebelum merencanakan liburan, ada beberapa persiapan medis yang perlu dilakukan. Yang pertama ialah membawa peralatan keselamatan, seperti P3K untuk digunakan saat terjadi kondisi kegawatdaruratan medis.

Kedua, bagi orang yang memiliki faktor risiko penyakit tertentu, Felix menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Nantinya, dokter akan membantu mengevaluasi aman-tidaknya pasien melakukan perjalanan, boleh-tidaknya melakukan perjalanan ke daerah yang dituju, serta obat-obatan apa saja yang tepat dibawa saat berlibur.

"Periksa ke rumah sakit untuk mengetahui kondisi kesehatan kita sebelum berpergian," sarannya.

Selain itu, jangan lupa untuk membawa obat-obatan pribadi atau obat rutin terutama pada pasien dengan penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes melitus,kolesterol, atau penyakit jantung. Ia juga menyarankan agar tak kalap berwisata kuliner saat liburan.

"Jaga asupan makanan, cukup minum, jaga kebersihan diri, cuci tangan, dan berdoa sebelum dan selama perjalanan," kata Felix.

Orang dengan faktor risiko tertentu memiliki sensitivitas lebih tinggi terhadap perubahan kondisi lingkungan. Pasien dengan risiko penyakit atau serangan jantung, misalnya, tidak disarankan melakukan perjalanan ke daerah yang memiliki kondisi lingkungan ekstrem dengan suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas dan menuntut aktivitas fisik yang terlalu berat.

Kelelahan dan perubahan suhu yang ekstrem dapat menyebabkan kekambuhan pada orang yang memiliki riwayat atau faktor risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, pemilihan lokasi berlibur perlu mendapat persetujuan dari dokter yang menangani.

Tak hanya itu, bagi yang mau umrah atau berlibur ke daerah yang ada penyakit endemis, seperti demam tifoid, hepatitis A, influenza, atau meningitis, Felix menyarankan untuk mendapatkan imunisasi sebelum berpergian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement