Rabu 05 Jun 2019 04:00 WIB

Bahaya Tersembunyi di Dalam Kebun Binatang

Amankah menyentuh satwa yang ada di kebun binatang?

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Anak harimau benggala di kebun Binatang Bandung, Jawa Barat.
Foto: Antara/Agus Bebeng
Anak harimau benggala di kebun Binatang Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA-- Kebun binatang menjadi tempat yang menyenangkan dan penuh pendidikan hewan untuk anak. Berbeda dengan kebun binatang yang dulu, kebun binatang saat ini memungkinkan pengunjung, terutama anak-anak, memegang dan menyentuh bintang yang dipelihara di sana

Penelitian mengatakan kebun binatang yang seperti itu dipenuhi dengan bakteri kebal obat yang dapat menyebabkan patogen mematikan untuk pengunjung. Mereka mengamati delapan kebun binatang yang dipilih secara acak dan didistribusikan secara geografis di seluruh Israel.

Peneliti mengambil sampel materi tinja, serta sampel dari kulit, bulu, dan bulu unggas dari 228 hewan dengan 42 spesies yang berbeda. Secara total, 382 sampel dikumpulkan dari 228 hewan. Hasilnya 12 persen hewan ditemukan memiliki satu bakteri berbahaya yang kebal terhadap obat.

Kemudian, ilmuwan dari Universitas Ariel di Israel mengamati risiko bakteri resistan terhadap obat yang terbentuk dalam ruangan. Di antara bakteri tersebut yang diidentifikasi dalam kebun bintang adalah E.coli ST656 yang sangat virulen dan E.coli ST127.

E. coli ST656 menyebabkan diare bagi wisatawan, sedangkan E.coli ST127 menjadi penyebab infeksi saluran kemih yang sering terjadi pada manusia.

Penampilan hewan juga tampaknya tidak menjadi indikasi mereka bebas kuman.  Pemimpin tim penelitian Profesor Shiri Navon-Venezia mengatakan, mereka menemukan kuman yang kebal obat hadir pada hewan sehat.

Di lain sisi, ia menyadari nilai pendidikan dan emosional yang tinggi dari kebun binatang untuk anak-anak.

“Oleh karena itu, kami sangat menyarankan agar tim manajemen kebun binatang menerapkan kebijakan pengendalian kebersihan dan infeksi yang ketat untuk mengurangi risiko penularan antara hewan dan pengunjung,” ujar Navon, seperti yang dilansir Star 2.

Langkah-langkah yang direkomendasikan termasuk pemasangan tempat cuci tangan, larangan konsumsi makanan dan minuman di dekat hewan, dan pemisahan hewan yang menerima perawatan dengan antibiotik dari pengunjung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement