REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Bebas akan menghadirkan Jakarta di dua masa berbeda, era 1995/1996 dan di tahun 2019. Adaptasi sinema Korea Selatan Sunny itu mengemas kondisi serta budaya pop di kedua waktu berlainan.
"Film bisa menjadi semacam dokumentasi zaman. Mudah-mudahan saat melihat film Bebas 10 atau 15 tahun lagi akan menjadi ingatan buat kita semua," ungkap sang sutradara, Riri Riza.
Bebas mengisahkan enam sahabat sejak masa remaja hingga sudah beranjak dewasa. Riri mengatakan, era remaja dan dewasa itu dikemas dengan alur maju-mundur yang cair sehingga penonton bakal melihatnya tak terpisahkan.
Sebagai salah satu penanda kondisi Jakarta hari ini, ada sejumlah adegan film yang berlokasi di Moda Raya Terpadu (MRT). Rumah produksi Miles Films berbangga karena Bebas menjadi sinema pertama yang syuting di sana.
Guna menggambarkan Jakarta di era 1995/1996, Miles Films sudah mempertimbangkan sejumlah aspek. Tidak hanya latar lokasi yang mendapat penyesuaian artistik, ada pula hal-hal kecil seperti gaya rambut, istilah gaul di zamannya, serta lagu.
Film menghadirkan sembilan lagu nostalgia yang populer di era tersebut. Terdapat dua tembang yang sudah diungkap ke publik yaitu "Bebas" dari Iwa K dan "Kebebasan" oleh Singiku. Menurut produser Mira Lesmana, aspek itu sangat krusial.
"Muatan lokal jadi sesuatu yang sangat penting. Ini bukan film Korea yang di-Indonesia-kan tetapi benar-benar menciptakan karakter tayangan yang sangat Indonesia. Potret masa di era 1995/1996 bagus untuk menjadi refleksi," ujarnya.
Bebas memiliki 11 tokoh utama dan 24 tokoh pendukung. Para pemeran antara lain Maizura, Sheryl Sheinafia, Agatha Pricilla, Lutesha, Zulfa Maharani, Baskara Mahendra, Marsha Timothy, Susan Bachtiar, Indy Barends, Widi Mulia, dan Baim Wong.