Jumat 24 May 2019 08:19 WIB

THR Sudah di Tangan, Belanja Jangan Berlebihan

Rencanakan keuangan dengan baik agar tak belanja berlebihan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Reiny Dwinanda
Susun anggaran agar penghasilan bulanan dan tunjangan hari raya termanfaatkan dengan baik.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Susun anggaran agar penghasilan bulanan dan tunjangan hari raya termanfaatkan dengan baik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan seharusnya menjadi momen untuk setiap Muslim belajar menahan diri dari segala pemenuhan kebutuhan harian yang berlebihan. Momen ini pun bisa menjadi langkah untuk belajar menghemat pengeluaran karena banyak hal yang terpotong, seperti biaya makanan.

Secara ideal, Ramadhan menjadi awal untuk belajar menahan, namun, sering kali beberapa Muslim justru lebih banyak melakukan pengeluaran. Meski uang makan sudah terpotong, bukan berarti pengeluaran pun akan berkurang secara pasti.

Perencana keuangan Melvin Mumpuni menjelaskan, memang waktu makan terpotong dengan melaksanakan puasa, namun bukan berarti pengeluaran untuk makan berkurang. Ketika Ramadhan, banyak Muslim yang lebih memilih untuk berbuka di luar rumah, sehingga ini bisa membebani anggaran harian.

"Memang makannya berkurang, tapi pas buka puasanya bisa jadi khilaf, makannya makin banyak atau makan buat buka bersamanya makin banyak," kata Melvin.

Kalau dalam bulan-bulan biasa seseorang telah menargetkan untuk makan di luar sebanyak tiga atau empat kali sebulan, ketika Ramadhan intensitas itu bertambah.  Apalagi, ketika ditambah dengan godaan penawaran-penawaran potongan harga dari pusat perbelanjaan yang ditawarkan selama bulan Ramadhan.

Padahal, potongan harga tersebut akan sering muncul pada momen lainnya. Hal tersebut yang akhirnya membuat arus kas pada bulan Ramadhan justru membengkak, bukan malah berkurang.

Lebih parah lagi, ketika pemasukan tetap dengan nominal yang sama, sedangkan pengeluaran lebih besar, ini akan berbahaya. Arus kas bulanan yang biasanya lancar bisa berantakan dan malah kurang untuk memenuhi kebutuhan yang biasanya bisa dibayarkan.

Terkadang, beberapa orang melihat pengeluaran berlebihan untuk makan di luar  karena melihat ada uang tambahan di akhir Ramadhan dengan Tunjangan Hari Raya. Padahal, dana tambahan ini pula dibayang-bayangi kebutuhan lain yang perlu dipenuhi, seperti biaya mudik dan keperluan Idul Fitri.

Pemasukan tambahan dari THR menjadi andalan bagi banyak orang untuk memenuhi kebutuhan maupun keinginannya. Melvin mengatakan, THR memang bisa digunakan untuk kebutuhan di luar pengeluaran rutin yang telah dibiayai dari pemasukan bulanan. Namun, ketika pemasukan bulanan yang biasa digunakan pun kurang, uang THR justru akan terpakai.

"Kalau gaji lima, terus dapet THR lima, dapat 10, ini mending sisihkan. Yang penting di depan," ujar pendiri Finansialku ini.

Hal yang terpenting, menurut Melvin, ialah mengatur arus kas tetap sehat di Ramadhan. Itulah pentingnya menetapkan anggaran sejak awal.

"Yang pertama itu harus menentukan bujet dulu, jadi bikin saja anggaran, kalau tidak mau repot, bisa pakai aplikasi Finansialku," ujar Melvin.

Pengaturan anggaran, menurut Melvin, harus disesuaikan dengan prioritas. Setiap orang memiliki prioritas yang tak bisa disamaratakan dengan orang lain.

Ketiak seseorang merasa prioritasnya ialah memenuhi gaya hidup  seperti makan di luar terus-menerus, Melvin mengatakan, itu tidak apa. Hanya saja, Melvin mengingatkan, persiapan yang dilakukan saat ini menentukan masa depan, termasuk mengatur prioritas untuk arus kas keuangan.

"Kalau pegang bujet, kita akan tahu maksimal buat makan di luar berapa, dan pas makan mengerti anggaran berapa, sehingga makan tetap enjoy dan pengaturan keuangan tetap jalan," kata pendiri Finansialku ini.

Tapi, Melvin menjelaskan, menyusun sekala prioritas untuk arus keuangan yang ideal sebenarnya bisa saja. Contohnya, mendahulukan untuk membayar pajak dan zakat, kemudian mengalokasikan untuk tabungan dan investasi, melunasi hutang dan cicilan, dan terakhir baru alokasikan untuk pengeluaran rutin rumah tangga.

Menjaga arus kas

Untuk menjaga arus kas dengan baik, perlu ada pemasukan yang seimbang. Idealnya, pemasukan harus lebih besar ketimbang pengeluaran, bukan sebaliknya. "Tujuan keuangan akan lebih memungkinkan untuk tercapai apabila kesehatan arus kas terjaga dengan baik," ujar Melvin.

Melvin menjelaskan, banyak orang memilih menjaga arus kas ini dengan dua cara, yakni menambah pemasukan atau mengurangi pengeluaran. Hanya saja, untuk mengurangi pengeluaran ini memang terasa lebih sulit. Sebab itu, Melvin menyarankan untuk memilih mencari tambahan pemasukan.

Tapi, untuk membuat pendapatan tambahan maka perlu diperhatikan pada pembagian waktu, tenaga, dan uang. Salah satunya dengan berjualan secara daring atau melakukan investasi dan menabung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement